Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kembali Bercerita dengan Mesin Waktu

4 Oktober 2021   08:55 Diperbarui: 4 Oktober 2021   08:56 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Spontan aku pun membereskan dua bungkus kardus itu, satu kardus mie berisi jajan-jajan cemilan, satu dus air mineral berisi lakon yang ditunggu-tunggu, jreng... jreng... si pempek-pempek khas sumatra.

Tak terasa jarum jam menunjukan pukul delapan malam, makanan dan cemilan kali ini melimpah ruah. Belum lagi kopi hitam menambah hangat suasana obrolan dan gojlokan malam ini.

Paijo mulai rebahan sambil menanyakan tentang beberapa catatan cerpen yang sudah ku pabelis di beberapa hari ini.

"Wis ma'delok'i kabeh ta jo cerpen sing ta pabelis pirang-pirang dino iki"

"Cerpenmu gak ngalur gak ngidul cak, ra seru, gak'no gojlok'ane"

"Mulakno toh jo, la arep ma tinggal, minimal ki awakmu gawekno aku sket utowo draf opo ngunu sing iso ta gawe bahan gojlokan"

"Luh..., carane ngunu yo gak usah dilanjut cerpenmu cak"

"Ya'opo sih awakmu jo... jaloki pendapat kok..."

"Ngene luh cak... gojlokan ki ra iso di sket utowo direncanano, iku ngunu metu spontanitas, barang spontanitas ki yo piye... gak iso cak..."

"Yowis bener jo... leren sik..."

"Leren piye cak..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun