Mohon tunggu...
Henny dan Ivena
Henny dan Ivena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Kami adalah mahasiswi semester 1 dengan Progam Studi Ilmu Gizi dari Universitas Jenderal Soedirman.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Stunting dengan Pola Makan Bergizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak

22 November 2023   21:00 Diperbarui: 2 Desember 2023   08:46 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemberian ASI Eksklusif kepada bayi yang baru lahir sampai usia 6 bulan. Selanjutnya diberikan MP-ASI setelah bayi berusia 6-12 bulan, tetapi pemberian ASI tetap dilakukan sampai kurang lebih umur 2 tahun. Berikut tahapan pemberian MP-ASI kepada bayi berusia 6-12 bulan :

1. Usia 6-7 bulan, kita dapat memberikan makanan dalam bentuk cair-lumat. Makanan cair dapat berupa sari buah jeruk, sari brokoli, dan sari wortel. Sedangkan makanan lumat dapat diberikan dalam bentuk pure buah yang diblender, seperti pure apel, pure melon, pure pisang, pure pepaya, pure semangka, pure pir, dan pure labu kuning. Buah dan sayur merupakan bahan makanan yang mudah dicerna oleh usus bayi. Perlu diingat bahwa pada awal pemberian MP-ASI, pencernaan bayi belum sepenuhnya matang dan masih beradaptasi dengan makanan. Oleh karena itu, pemberian makanan harus mempertimbangkan agar tidak terlalu membebani pencernaan bayi. Pilihlah buah yang matang, tidak terlalu asam, dan tidak mengandung gas, karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi.

2. Usia 7-8 bulan, tekstur MP-ASI mulai diberikan dalam bentuk yang lebih padat, yaitu dalam bentuk lumat. Tepung-tepungan seperti tepung beras putih, tepung beras merah, tepung kacang hijau, tepung jagung, tepung kacang merah, dan tepung kacang kedelai dapat diberikan sebagai sumber karbohidrat dan protein. Terdapat berbagai variasi bubur susu yang dapat kita buat, seperti bubur susu beras putih sari melon, bubur susu jagung, bubur susu beras merah pisang, dan masih banyak variasi lainnya. Untuk campuran susu, sebaiknya menggunakan ASI. ASI ditambahkan setelah bubur matang agar tidak merusak komposisi gizi yang terkandung dalam ASI. Makanan selingan yang bisa diberikan pada bayi usia ini, seperti biskuit bayi, buah, bubur sum - sum.

3. Usia 8-9 bulan, mulai diberikan bentuk makanan bubur saring dengan bahan makanan seperti tahu, tempe, bermacam sayuran, dan berbagai macam sumber protein. Seafood dan kacang-kacangan dapat menyebabkan alergi sehingga perlu dipantau terlebih dahulu. Untuk membuat bubur saring semua bahan makanan dimasak kemudia disaring.

4. Usia 9-12 bulan, bayi mulai diperkenalkan dengan makanan kasar (lembek) dalam bentuk makanan tim. Frekuensi pemberian makanan bagi bayi usia 9-12 bulan adalah 3-4 kali sehari, sementara ASI tetap diberikan. Tergantung pada nafsu makannya, dapat diberikan 1-2 kali makanan selingan. Makanan selingan yang cocok untuk usia ini antara lain biskuit bayi, puding buah/susu. 

Saat membuat MP-ASI untuk usia 6-12 bulan, disarankan untuk tidak menggunakan gula, garam, dan bahan penyedap rasa buatan seperti kaldu instan atau MSG (Monosodium Glutamat). Hal ini dikarenakan pertama, kita ingin memperkenalkan rasa asli dari berbagai variasi bahan makanan sehingga pada masa balita tidak ada masalah sulit makan, misalnya anak tidak suka makan sayur atau makanan lainnya. Kedua, gula dapat menyebabkan kerusakan gigi pada bayi dan penambahan gula yang berlebihan dapat memicu peningkatan berat badan pada bayi. Ketiga, konsumsi garam pada bayi dapat membebani kerja organ ginjal yang belum berfungsi dengan sempurna. Keempat, penggunaan bahan penyedap rasa buatan sebaiknya dihindari karena dapat berdampak pada gangguan kesehatan anak di masa depan.

Daftar Pustaka

Ramdhani, A., Handayani, H., & Setiawan, A. (2021, February). Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Stunting. In Prosiding Seminar Nasional LPPM UMP (Vol. 2, pp. 28-35).

Saadah, N., & Kp, S. (2020). Modul Deteksi Dini Pencegahan dan Penanganan Stunting. Scopindo Media Pustaka.

Hasanah, R., Aryani, F., & Effendi, B. (2023). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting Pada Anak Balita. Jurnal Masyarakat Madani Indonesia, 2(1), 1-6.

Esha, D., Mubin, A., & Hakim, F. (2023). Mengenal Lebih Dalam Ciri–ciri Stunting, Cara Pencegahannya, dan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih. Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia, 2(6), 24-31.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun