"Jam berapa dia akan datang?"
"Katanya sepulang kerja, sekitar pukul 18.00. Tunggu saja! Kamu sudah selesai siaran, kan, jam segitu?" Raka mengangguk.
Hari ini Raka menjadi tidak tenang. Sebentar-sebentar dia sudah melihat jam. Raka merasa waktu lambat bergulir.
***
Raka sedang duduk di lobi menikmati minuman dingin, ketika seorang perempuan berwajah manis datang menemui resepsionis. Raka mendengar suaranya yang merdu saat menyapa resepsionis dan menerangkan maksud kedatangannya untuk mengambil hadiah kuis. Jantung Raka berdetak cepat, dia mengenali suara itu. Raka menantikan perempuan itu menyebutkan namanya.
"Indira," katanya sambil tersenyum. Menurut Raka senyum Indira mengandung kadar glukosa yang sangat tinggi. Manis sekali.
"Mas Raka ini ada yang mau ambil hadiah kuis, kata Siwi kalau urusan hadiah ke Mas Raka , kan?"
***
Indira cepat menoleh begitu mendengar nama Raka disebut. Laki-laki ini salah satu alasannya untuk datang. Indira sengaja ikut kuis dan bertekad memenangkannya. Ia tidak peduli dengan hadiah kuis yang nilainya tidak seberapa. Dia hanya mencari alasan untuk mencari Raka.
Hampir setiap hari mendengar suara bariton Raka menyapa dirinya, mendengar tawa Raka ketika Indira menyampaikan pesan-pesan konyol membuat Indira jatuh cinta. Sesederhana itu dan mungkin bagi orang lain terkesan tidak masuk akal. Namun, memang terkadang jatuh cinta membuat orang kehilangan logika.
***