Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perlukah Jasa Agen untuk Kuliah di Jerman?

5 Februari 2024   03:45 Diperbarui: 7 Februari 2024   15:01 2058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, seorang teman menelepon saya. Dia mengatakan, anaknya berencana kuliah di Jerman. Dia merasa perlu meminta beberapa informasi mengenai kehidupan di Jerman yang terkait untuk kuliah ini. Alasannya, anak dia mengatakan agar mereka menggunakan agen untuk mengurus rencana studinya. 

"Untuk apa pakai agen? Di Jerman, urusan apa pun harus langsung orangnya datang, kecuali masih di bawah umur dan orang yang memang tidak mampu melakukan sendiri," begitu waktu itu saya mengatakan pada teman, dan teman saya itu sangat setuju. 

Singkat cerita, anak teman saya berhasil mendapatkan tempat di salah satu universitas di Jerman. Saya juga sempat bertemu dengannya saat berkunjung di kota tempat anak ini kuliah. 

Apakah anak teman saya menggunakan jasa agen untuk mengurus semuanya? Jawabannya, tidak. Sesuai saran mamanya dan saya, semuanya dia urus secara mandiri. 

Keuntungan menggunakan agen

Kita pasti sudah mengetahui, menggunakan jasa agen untuk urusan apa pun (seharusnya) akan memperlancar proses. 

Sepengetahuan saya, agen akan membantu mengurus dokumen yang diperlukan calon mahasiswa. Agen juga akan membantu mengurus visa dan dokumen perjalanan hingga tiba di Jerman, membantu pendaftaran ke Studienkolleg*.

"Studienkolleg" adalah institusi yang menawarkan program satu tahun yang mempersiapkan calon mahasiswa dalam hal jurusan dan bahasa untuk kuliah di Jerman. Di akhir masa belajar akan ada tes dan penilaian.

Agen juga akan membantu mencarikan tempat tinggal di Jerman dan mendampingi calon mahasiswa pada masa awal tiba di Jerman. Saat tiba di bandara, ada yang menjemput dan mengantarkan sampai ke tempat tinggal.  

Menggunakan jasa agen mungkin (belum pasti) akan lebih memudahkan. Akan tetapi, ada harga yang harus dibayar. Untuk jasa agen harus diperhitungan biaya ekstra dari mulai puluhan hingga ratusan juta. 

Kalau memiliki uang cukup dan ingin memakai jasa agen, carilah agen yang betul-betul terpercaya. Umumnya relatif mahal.

Keuntungan tanpa agen

Hemat

Tidak menggunakan jasa agen, berarti uang dapat dihemat. Saya katakan kepada teman, seandainya saya ada di posisi dia. Saya akan menggunakan uang yang lebih untuk mengantar dan mendampingi anak berangkat ke Jerman.

Mandiri

Kemandirian sangat penting dimiliki oleh mahasiswa yang akan kuliah ke Jerman dan ke negara lain.

Saya ingat, awal tahun 1990an saat kakak saya mendapat beasiswa ke Jerman. Dia mengurus semua sendiri, mulai dari visa hingga berangkat ke Jerman. Semua bisa dia lewati dengan baik tanpa ada yang menjemput di bandara Frankfurt.

Benarkah kuliah di Jerman gratis?

Kuliah di universitas negeri di Jerman bisa dikatakan hampir gratis. Biaya kuliah dan uang gedung tidak ada, mahasiswa hanya membayar sejumlah biaya administrasi, biasa disebut dengan Semesterbeitrag yang jumlahnya sekitar 300 Euro, jumlahnya beragam di setiap negara bagian. 

Semesterbeitrag ini untuk biaya Serikat Mahasiswa dan uang transportasi berupa tiket transportasi (Semesterticket) yang berlaku selama satu semester.  

Sampai saat ini pengecualian berlaku di negara bagian tempat saya tinggal di Baden-Württemberg, uang kuliah untuk mahasiswa asing yang Non-Uni Eropa sebesar 1.500 euro per semester.

Biaya kuliah di Jerman gratis, tetapi biaya yang paling mahal adalah sewa apartemen. (Artikel yang membahas ini ada ditulis Kompasianer Theresia Assenheimer di sini). 

Namun, selalu ada jalan jika seseorang ingin menggapai impiannya. Anak teman saya mencari kerja sambilan selama dia kuliah. Di Jerman, tidak ada anak muda yang tidak nyambi kerja, kecuali kondisi fisik/mentalnya terbatas, atau malas.

Kuliah di Jerman itu berat

Liburan musim panas tahun lalu, saya bertemu dengan beberapa teman kuliah yang menetap di Jakarta. Salah seorang dari mereka adalah teman yang anaknya sedang menempuh pendidikan di Jerman yang saya tulis di atas. 

Anak teman saya mengatakan kepada orangtuanya, dia lebih sering ke bandara mengantar temannya yang dropout daripada temannya yang lulus kuliah. 

Kuliah di sini memang berat. Di Jerman ada aturannya, jika tiga kali tidak lulus ujian mata kuliah yang sama, maka mahasiswa dinyatakan dropout. Dampak bagi mahasiswa asing tentu saja izin tinggalnya. Mahasiswa itu harus kembali ke negara asalnya.

Secara umum belajar di Jerman lumayan berat. Di Gymnasium atau sekolah menengah yang dipersiapkan untuk kuliah di Universitas saja sudah berat. Saya melihat bagaimana anak saya belajar keras di tingkat sekolah ini.

Persiapan matang sebelum kuliah ke Jerman

Bagi calon mahasiswa yang akan kuliah tingkat S1, kemampuan bahasa Jerman adalah keharusan. Persiapkan sejak awal.

Uang jaminan  

Mahasiswa asing yang kuliah di Jerman, jika tidak mendapat beasiswa, harus memiliki uang jaminan yang disetor dengan membuka rekening di bank Jerman.

Bukti uang jaminan ini juga digunakan untuk mengajukan visa belajar. Jika visa ditolak, maka uang akan dikembalikan.

Sejak tanggal 1 Januari 2023, jumlah uang jaminan minimum yang harus disetorkan sejumlah 11.208 Euro. Uang ini akan dibekukan.

Uang jaminan ini merupakan bukti mahasiswa memiliki dana yang cukup untuk menutupi biaya hidup di Jerman. 

Setelah tiba dan menetap di Jerman, mahasiswa dapat menarik uang jaminan ini dengan jumlah maksimal 934 euro per bulan. Caranya dengan membuka rekening bank yang baru untuk mahasiswa internasional di Jerman, uang yang diperlukan akan ditransfer ke rekening mahasiswa.

Cari informasi sebanyak-banyaknya di situs resmi Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, Goethe Institut, dan institusi terkait lainnya.

Semoga berhasil bagi calon mahasiswa!

***

Hennie Triana Oberst
Germany, 04.02.2024
Mahalnya Biaya UKT
Rujukan: Studieren in Deutschland

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun