Ini bukan bermaksud mengatakan kuliner lain tidak enak, tetapi memang tidak pas dengan selera saya waktu itu.
Enak atau tidak, semua tergantung pada selera setiap orang. Ada seorang kolega saya yang tidak suka masakan dengan rempah yang banyak. Saya pikir, ini hanya kebiasaan menyantap masakan dari rumah. Kita terbiasa dengan "masakan ibu," masakan rumahan yang kita kenal sejak kecil.
Waktu itu belum ada aplikasi layanan pesan antar yang praktis seperti sekarang. Pilihan hanya terbatas sajian di restoran, warung, dan lapak makanan yang ada di sekitar kantor.Â
Di tengah kegalauan soal makan siang, saya memilih untuk membeli makanan di warung nasi Padang.Â
Karena warung nasi Padang tidak ada di sekitar kantor. Kami biasanya pramukantor (office boy) yang diminta untuk membeli. Kami, maksudnya dua pimpinan dan saya. Ada dua orang pimpinan di kantor yang berasal dari negara di Asia Selatan. Mereka sepertinya punya masalah seperti saya.Â
Kuliner Padang adalah penyelamat, begitu kedua boss ini berujar. Tidak ada istilah bosan bagi mereka untuk menyantap nasi Padang. Rendang adalah pilihan favorit mereka. Tidak ada yang tidak kenal Rendang, salah satu kuliner terenak di dunia.
Masakan Padang atau Minang?
Ada rumah makan yang menggunakan papan nama "Rumah Makan Padang," ada juga "Rumah Makan Minang."
Dalam tulisan ini saya menggunakan istilah nasi Padang. Hal ini untuk memudahkan saja. Selain itu, saya akui keterbatasan pengetahuan akan kuliner dan budaya Minang. (Takut salah memberi informasi)
Minang atau Minangkabau adalah suku dan budaya yang berasal dari Sumatra Barat.
Padang adalah ibukota Sumatra Barat. Sebutan "Orang Padang" ditujukan untuk penduduk kota Padang.