Aroma satu masakan bisa dianggap harum oleh seseorang, tetapi sangat bau dan mengganggu bagi orang lain. Tanpa disengaja aroma makanan akan terhirup oleh tetangga.
Saya menyadari ini, ketika satu kali tetangga saya bertanya kami masak apa beberapa hari sebelumnya. Tetangga saya bilang mereka mencium aroma yang enak. Dia yakin itu datang dari  rumah kami karena aroma bumbu yang berbeda.
Sejak saya tinggal di Jerman, saya tidak pernah masak ikan asin dan terasi. Kebetulan saya hanya suka seadanya. Hal yang lebih saya pikirkan adalah bau yang ditinggalkan setelah memasak.
Aroma ikan asin dan terasi akan lama menempel di dalam rumah, terutama saat winter, walaupun di dapur ada alat penyedot asap.
Dikhawatirkan juga, saat memasak ikan asin atau terasi baunya akan terbang ke mana-mana dan tercium oleh tetangga.
Seseorang pernah bercerita, temannya harus rela pergi ke rumah kebunnya yang jaraknya jauh dan sepi dari tetangga, hanya untuk menggoreng ikan asin kesukaannya.
Aroma ikan asin masih sedikit ringan dibandingkan terasi. Seorang kenalan saya pernah bercerita, suatu waktu dia menggoreng terasi. Anaknya protes dan mengatakan rumah mereka bau bangkai.Â
Sejak itu dia tidak pernah lagi masak terasi. Dia bilang, masih untung dia tinggal di rumah. Seandainya dia tinggal di apartemen bisa mendapat masalah. Kemungkinan terburuk jika dilaporkan ke polisi karena dianggap bau bangkai.
Sebenarnya, setiap orang berhak memasak makanan yang diinginkan di dalam rumah atau apartemen mereka selama aromanya tetap ada di dalam rumah.
Akan tetapi, ini cukup sulit bagi keluarga yang tinggal di apartemen karena bau makanan ini bisa menetap untuk waktu tertentu di lorong gedung dan menembus ke apartemen lainnya.Â
Tinggal di apartemen yang didiami banyak orang harus lebih memperhatikan dan menjaga kenyamanan antar penghuni. Ada bau yang dapat ditoleransi oleh tetangga, tetapi ada juga yang dianggap sangat mengganggu.