Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fall in Montreal

4 Oktober 2022   04:11 Diperbarui: 4 Oktober 2022   14:34 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayangnya, waktuku tidak banyak. Jadi, kami putuskan untuk bertemu di Montreal. Kota ini berada di tengah antara rumah Maura dan rumah Olivier. Dapat dijangkau dengan menempuh perjalanan sekitar 2 jam dengan kendaraan pribadi. 

Kami pilih Mont Royal sebagai titik temu. Area perbukitan ini merupakan landmark kota yang banyak dikunjungi wisatawan. Konon, kawasan Mont Royal ini adalah sisa-sisa area vulkano yang terkikis.  

Maura dan suaminya datang hampir bersamaan dengan kami, lima belas menit sebelum waktu yang disepakati. Kami bertemu saat menapaki jalan yang sedikit mendaki. Jam menunjukkan pukul 10 kurang lima belas.

Aku dan Maura terpekik kegirangan dan berpelukan erat sekali. Berapa tahun kami tidak bertemu? Ya, hampir tiga tahun lamanya. Aku ingat perpisahan kami di Jakarta bersama dua sahabat lainnya. Melewati malam di satu kamar hotel di kawasan Sudirman dengan tawa dan tangisan.

Maura mengenalkan Michael, suaminya. Ini kali pertama aku mengenalnya secara langsung. Sebelumnya hanya mendengar cerita tentang laki-laki tampan dengan tatapan teduh itu dari Maura.

Ah, memang betul, mereka pasangan yang serasi. Sungguh menyenangkan mengamati mereka saling menatap penuh kasih. Aku bahagia banget melihat Maura akhirnya menemukan pria yang tepat sebagai pendamping hidupnya.

Gimana dengan diriku dan Olivier? Semua orang juga mengatakan begitu, kami terlihat sangat harmonis.

Aku kenalkan pria yang begitu kucintai ini. Olivier seperti biasa cepat akrab dengan siapa saja. Celetukan dan candanya sering membuat orang terpingkal-pingkal. Kadang dia juga terkesan tidak tahu malu.

"Wow, ganteng banget Olivier." Maura berbisik sembari menarik tanganku, menjauh dari Michael dan Olivier yang sedang asyik berbincang. Kedua pria ini sepertinya memberi kami ruang untuk melepas rindu.

"Lumayan juga, plus romantis," timpalku. Maura tergelak dan pura-pura sibuk memotret. Takut kalau-kalau kedua pria itu merasa sedang kami bicarakan. 

Entahlah, apakah aku harus bahagia mendengar ucapan Maura. Barangkali perasaanku sedang terbelah saat ini, di satu sisi berada dalam kebahagian, sementara sisi satunya terkatung-katung dalam ketidakpastian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun