"Terima kasih banyak, Pak." Lelaki itu membungkuk dan berlalu, mendekati kendaraan lain yang baru memasuki pelataran.
"Mel, aku tidur bentar ya. Jangan lupa  bangunkan 15 menit nanti." Tidak sanggup aku menahan beratnya mata.Â
Kulihat Melva mengambil piring dan cangkirku yang sudah kosong. Aku terlelap.
***
Aku terjaga oleh suara ketukan yang lumayan keras di kaca mobil.
Seorang pria setengah baya berdiri tepat di samping mobilku. Melva terbangun. Ternyata dia pun tertidur.
Hari telah terang. Aku lirik jam di tangan, pukul 7 Â lewat tiga puluh menit. Sial! Hampir enam jam kami tertidur.
"Ngapain di sini Mas?" Pria itu bertanya setelah saya buka kaca jendela mobil.
"Ketiduran, Pak. Mungkin kekenyangan makan roti bakar dari cafe itu." Jawabku sambil menunjuk ke arah kanan.
Lho, kemana bangunan cafe yang penuh lampu-lampu tadi malam?
"Cafe? Ini kawasan pemakaman, Mas." Bapak berpeci hitam berkata sambil mengernyitkan dahi.