Seorang dokter dan ilmuwan di Klinik für Anästhesiologie, operative Intensivmedizin und Schmerztherapie - Uniklinikum Münster.
(Clinic for Anesthesiology, Surgical Intensive Care Medicine and Pain Therapy - University Hospital Münster)
Menurut penelitian, wanita sebetulnya lebih sensitif terhadap rasa nyeri dan menanggung rasa sakit yang lebih parah. Namun, tubuh wanita bereaksi dan mengatasi rasa sakit lebih baik daripada pria.Â
Wanita juga lebih sering menderita sakit kronis dibandingkan pria. Misalnya, setiap bulan perempuan mengalami rasa nyeri selama menstruasi, dan berjam-jam lamanya saat melahirkan.
Kerentanan terhadap penyakit otak dan organ tubuh lainnya pada lelaki dan perempuan juga berbeda.
Pria lebih mungkin menderita penyakit Parkinson, sedangkan wanita lebih berisiko terkena osteoporosis, multiple sclerosis, dan rheumatoid arthritis.
Tubuh wanita memiliki lebih banyak jaringan lemak dan lebih sedikit otot dibandingkan pria. Hal ini juga mempengaruhi bekerjanya obat sebagai penghilang rasa sakit.Â
Pada tubuh wanita, obat berjalan dua kali lebih lama daripada pria. Kemungkinan risiko dan efek samping pada wanita akan lebih besar.Â
Para ilmuwan menganggap betapa penting di masa depan untuk mengembangkan obat yang menargetkan mekanisme spesifik gender. Mungkin nantinya akan ada perbedaan dosis obat sesuai jenis kelamin.
Man flu tentu saja tidak dialami semua laki-laki. Saya sudah membuktikannya. Suami saya tidak pernah rewel meskipun dia sakit, bahkan saat mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu.
Salam sehat selalu