Istrinya tidak menjawab, tetapi melemparkan obat flu, yang kemudian ditangkap oleh suaminya.
Iklan ini disampaikan dengan humor. Menggambarkan betapa rewel dan menderitanya laki-laki ketika tidak enak badan, sampai-sampai harus mengadu pada ibunya.
Di Jerman, istilah ini dikenal dengan sebutan Männergrippe, terjemahan dari kata man flu.
Man Flu, menurut Cambridge Dictionary;
"an illness such as a cold that is not serious, but that the person who has it treats as more serious, usually when this person is a man".
Apa memang betul pria lebih merasakan sakit daripada wanita?
Ternyata hal ini bukan sekadar mitos. Kenyataannya, wanita dan pria menderita rasa sakit yang berbeda. Sistem kekebalan tubuh manusia mempengaruhinya.
Sistem kekebalan tubuh pria dan wanita bereaksi berbeda terhadap patogen. Hormon estrogen, hormon penting dalam tubuh wanita, mencegah virus berkembang biak. Pada tubuh pria, hormon estrogen ini lebih rendah, sehingga aktivitas virus lebih tinggi.
Alasan lainnya, pada tubuh pria hormon testosteron, hormon penting laki-laki, kadarnya lebih tinggi. Semakin banyak testosteron, semakin sedikit antibodi yang ada dalam tubuh.
Contohnya, setelah vaksinasi flu, antibodi lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria.
"Sensitivitas nyeri merupakan masalah gender. Tetapi tentu juga salah satu gen, hormon, didikan, pengondisian, jiwa dan lingkungan sosial," begitu menurut Esther Pogatzki-Zahn.