Seandainya ada persediaan pisang di dapur, pasti akan saya buatkan untuknya. Ella mengatakan, selama dalam perjalanan menuju rumah saya, pisang goreng dan es krim itulah yang dia bayangkan.
Teman saya yang lain juga mengiyakan apa yang dikatakan Ella. Mereka mengatakan sambil tertawa, pisang goreng memang seharusnya ada. Baiklah, saya berjanji untuk memenuhinya di lain waktu.
Buah yang berasal dari Asia Tenggara ini memang salah satu buah yang disukai orang Jerman, juga teman saya dari negara Eropa lainnya.
Saya kurang tahu jenis pisang yang ada di pasaran Jerman, mungkin jenis Cavendish, yang kulitnya kuning mulus.
 Orang di sini biasa mengonsumsi langsung, atau dijadikan campuran jus dan salad buah. Pisang jenis ini yang biasa saya beli, karena gampang mendapatkannya dan tersedia setiap hari.
Buah pisang ini didatangkan dari negara-negara Amerika Tengah dan Karibia yang merupakan penghasil dan pengekspor pisang terbesar di dunia. Padahal asal buah dengan nama ilmiah Musa ini berasal dari Asia Tenggara.
Raja Makedonia Alexander Agung dan rekan-rekannya pada 327 SM telah mencicipi buah pisang untuk pertama kalinya, ketika mengatur kampanye Asia dengan tentara Yunaninya.
Buah pisang kemudian mulai populer di Eropa, yang terlihat dalam teks-teks penulis Yunani kuno Megasthenes dan Theophrastus, juga dalam karya penulis Romawi Gaius Plinius Secundus (Pliny the Elder).Â
Buah kuning ini kemudian menyebar ke Mediterania, dan beberapa abad kemudian dibawa oleh pedagang Arab ke Madagaskar. Iklim yang baik memungkinkan tanaman ini dibudidayakan, dan kemudian tersebar di seluruh benua Afrika.Â
Pisang kemudian mengalami mutasi gen, dan menyerupai jenis pisang yang umum kita konsumsi sekarang.Â