"Aku nggak berani," Lala berkata bimbang.
"Kamu kan kenal baik." Begitu kami menanggapi ucapannya.
"Iya, tapi segan."
"Ya udah, aku temani. Tapi kamu yang ngomong ya," saya pastikan sebelum menuju pintu vila.
Pintu terbuka, Andrew menyambut kami. Wajahnya kaget, dan terlihat gugup.
"Hey, what are you doing here?" Andrew berkata agak berbisik, menoleh ke kanan, seperti memastikan tidak ada yang mendengar. Dia terlihat sangat gugup, meremas-remas tangannya, didekatkan ke dadanya.
Lala dan saya senyum-senyum melihat tingkah Andrew.Â
"Mr. Andrew, saya asisten Ms. Chen."
"Oh, of course." Wajah Andrew merah menahan malu mendengar ucapan Lala.
Lala menjelaskan, mestinya akhir minggu ini jatahnya Ms. Chen untuk menempati vila.
Andrew memastikan dengan menelepon Ms. Chen. Jalan terbaik diambil dengan memberikan kami vila kosong yang lain, letaknya di seberang jalan.