Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Vila di Pinggir Pantai (1)

17 Oktober 2020   03:09 Diperbarui: 17 Oktober 2020   03:38 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vila di pantai - foto: Free-Photos/pixabay.com

***

Selamat datang di villa

Meskipun sedikit capek setelah perjalanan panjang, tapi masih beberapa kilometer lagi yang harus dilalui. Tujuan kami adalah bagian utara pulau Dewata. Mobil jemputan telah menunggu untuk mengantarkan kami ke tempat tujuan. 

Vila cantik dengan gaya bangunan tradisional menyambut kedatangan kami yang tertunda sehari. Ada tiga bangunan terpisah, vila utama, dengan kolam renang di depannya. Satu bangunan lebih dekat ke arah pantai, mirip dua rumah mungil yang berdempet. Yang ketiga dekat gerbang masuk, beratap ijuk yang cantik. Di lantai atas adalah kamar tidur, di bawah terdapat meja kerja dan rak arsip.

***

Amnesia

Tidak ada rencana kami ke mana-mana, hanya menikmati hari kumpul bersama keluarga. Kebahagiaan apalagi yang bisa mengalahkan waktu bersama saudara kandung yang tinggal berjauhan. Sebab itulah kami pilih vila di pinggir pantai dengan kolam renang, layanan tukang masak, tenaga kebersihan, dan mobil beserta supir yang tinggal tak jauh dari vila.

Selesai sarapan kami bersantai di teras yang menghubungkan ruang makan terbuka dengan kolam renang. Sebagian bermain di air. Aku sedang di dapur saat suamiku mengambil sesuatu, tiba-tiba kulihat putri kami bersiap menaiki pelampung.

Secepat kilat suamiku berlari. Malangnya, teras basah, ia terpelanting. Lantai di bawah kepalanya berdarah. Kakak iparku membantu dan menuntunnya ke kursi pantai yang tersedia di teras.

Aku ambil alih putriku yang berada di gendongan adikku, menenangkannya, bersyukur dia tidak masuk ke air. Lantas aku duduk di samping suami yang shock dan menahan sakit. Oh mein Gott, suamiku amnesia.

**bersambung**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun