Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Janji

15 September 2020   18:52 Diperbarui: 15 September 2020   19:03 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lukas bagiku hanya seorang sahabat. Aku bahkan sering dijadikan tempat curhatnya.

***

Senin pagi, Bu Susi, guru Musik kami memasuki kelas. Matanya merah dan sembab, terlihat beliau barusan menangis. 

Wajah Lukas pucat. Bu Susi menyampaikan pengumuman bahwa Bima telah berpulang kemarin sore, lantaran kecelakaan di jalan raya yang menimpanya.

"Nina. Duh, gimana nih. Mulutku jahat sekali ya."

Lukas bicara dengan suara gemetar dan ada air mata menggenang.

Ya, aku masih ingat kata-kata candaannya tiga bulan yang lalu.

"Penuhi janjimu, Lukas!"

Aku menenangkan dia sambil berbisik.

"Yuk, kita harus siap-siap berangkat menuju rumah duka sekarang."

Aku tepuk bahu Lukas yang terduduk lemas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun