Bentuk Maibaum ini agak mirip dengan tiang atau pohon untuk kegiatan panjat pinang di Indonesia.
Asal usul mengenai love May (Liebesmaien) ini sudah dikenal pada abad pertengahan. Para pemuda zaman itu menyatakan cintanya kepada wanita-wanita pujaan.Â
Pada masa itu, para tentara membawa pohon-pohon ini ke balaikota, untuk mendapatkan persetujuan dari yang berwenang sebelum diletakkan di rumah wanita-wanita yang mereka kagumi sebagai tanda pernyataan cinta mereka.
Seiring dengan berjalannya waktu maka kebiasaan perayaan Maibaum ini juga mengalami perubahan sedikit demi sedikit dan berbeda dari daerah satu dengan lainnya.Â
Saat ini, pria-pria muda meletakkan Maibaum -- yang berupa pohon muda, biasanya pohon Birken/Birch, atau berbentuk tiang dengan berbagai hiasan seperti tanda hati, balon dan hiasan lainnya -- di depan rumah pujaan hati mereka. Tentunya tanpa perlu meminta izin terlebih dahulu ke balaikota.
Di beberapa wilayah yang masih kental dengan tradisi ini seperti negara bagian Bayern (Bavaria), bisa dilihat di beberapa wilayah pada tanggal 1 Mei, hampir di setiap rumah ada pohon Birch muda yang dihiasi dengan kertas krep warna-warni dan lambang hati dengan nama seorang wanita digantung di pohon tersebut.
Itu adalah ungkapan cinta dari seorang pria yang mengaguminya.Â
Maibaum ini akan berdiri selama satu bulan. Pada tanggal 1 Juni pohon-pohon dan tiang ini akan diturunkan kembali. Jika beruntung, dan cinta sang pria diterima oleh wanita, maka pria tersebut akan diundang makan oleh si wanita pujaannya.
Pohon Birken atau Birch ini dianggap sebagai simbol kekuatan dan ketahanan hidup, karena pohon ini adalah pohon pertama yang berbunga setelah musim dingin.