Anak akan diberikan gambar benda-benda dan akan ditanyakan nama benda tersebut. Saya hanya khawatir anak saya menyebutkannya dalam bahasa Indonesia dan tidak dimengerti oleh dokternya.Â
Awal anak saya di playgroup pada usia 18 bulan, saat saya jemput, gurunya bercerita. Anak saya jika minta minum atau makan mengucapkan kata dalam dua bahasa, gurunya berkata sambil tertawa itu pasti bahasa Indonesia. Lantas saya jelaskan:
"Makan" dan "minum"? Makan = essen, minum =Â trinken", saya menjelaskan.
"Ya, betul. Tapi saya jadi mengerti bahasa Indonesia", jawab gurunya sambil tergelak.
Menurut penelitian dari Universitas Zurich, anak-anak yang tumbuh dengan dua bahasa akan terlatih dengan kekacauan bahasa. Dari kebiasaan ini anak-anak ini lebih terbiasa mengoreksi kesalahpahaman berbahasa.
Walaupun terkadang anak-anak bilingual bisa juga menemukan hambatan, misalnya mereka menggunakan konstruksi kalimat yang salah, atau beralih dari satu bahasa ke bahasa lain jika tidak menemukan kata yang akan diungkapkan. Tetapi mereka lebih cepat menemukan kekeliruan tersebut dan memperbaikinya.
Anak-anak dengan dua bahasa tidak saja mampu mengatakan hal yang sama dengan cara yang berbeda. Mereka juga terbiasa memahami situasi yang rumit dan lebih cepat menemukan jalan keluarnya.
-------
Hennie Triana Oberst
Deutschland, 17 Januari 2020
Referensi: spiegel.de
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H