Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menangislah dengan Orang yang Menangis

14 Oktober 2019   05:46 Diperbarui: 14 Oktober 2019   23:56 1333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

"Menangislah dengan orang yang menangis!" (Rasul Paulus)

Itulah empati. Empati berasal dari kata Yunani em- dan pathos. Em- artinya "di dalam" dan pathos artinya: "penderitaan, pengalaman, perasaan".

Secara harfiah, em- + pathos berarti di dalam penderitaan, di dalam pengalaman, di dalam perasaan.

Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, yakni seolah diri yang sedang mengalaminya atau seolah diri sedang ada di dalam penderitaan itu sehingga dapat merasakan apa yang sedang dirasakannya.

Bedakan dengan simpati yang kata Yunaninya berawalan sýn, artinya: "dengan".

Secara harfiah, sýn + pathos berarti dengan penderitaan, dengan pengalaman, dengan perasaan. Walau simpati tidak berada di dalam penderitaan itu, tetapi ia bersama dengan penderitaan itu.

 Contoh perbedaan dalam kalimat:

  • Simpati: "Saya kasihan melihat dia menderita".
  • Empati: "Saya merasakan penderitaan dia".

"Saya kasihan melihat dia menderita" adalah berdasarkan pandangan "saya" terhadap penderitaan "dia". Perspektif bersimpati adalah perspektif "saya". Penderitaannya dilihat dari sudut pandang "saya".

"Saya merasakan penderitaan dia" adalah "saya" ada di posisi atau di kondisi si penderita. Perspektif orang yang berempati adalah perspektif "dia". Penderitaan itu dipandang dari apa yang dirasakan oleh "dia".

Inilah yang dimaksud oleh Obama "Belajarlah berdiri di sepatu orang lain, melihat melalui mata mereka." Bukan saja bagaimana "saya melihat dia", tetapi bagaimana kalau "saya adalah dia" atau "menjadi dia".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun