Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Suami Ingin Berhubungan Intim, Istri Menolak

29 September 2019   04:46 Diperbarui: 29 September 2019   20:02 5887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: classlifestyle

Bayangkanlah, bagaimana kalau seseorang sedang lapar berat lalu kepadanya dikatakan, "Tunda saja makannya. Besok atau lusa saja baru makan". Beberapa laki-laki bisa menjadi sakit kepala bila hasrat seksualnya tidak tersalurkan.

Perempuan harus siap menerima kondisi manusia laki-laki yang secara naluriah, ya, seperti itu. Oleh sebab itu, dalam Kitab Suci Agama Kristen (Alkitab) dikatakan: "Lebih baik kawin daripada hangus karena hawa nafsu." (1 Kor 7:9).

Yang membedakan laki-laki terkait hasrat seksualnya adalah kontrol pikirannya.

Ibarat televisi, kontrol pikiran itu remote control. Lihat tayangan yang menimbulkan libido, segera pindah channel menonton berita kerusuhan. Fokus pada berita yang menayangkan aksi anarkis massa demonstran membuat hasrat seksual teredam.

Dalam suatu konseling suami-istri, seorang Bapak menyampaikan trik ringan tapi baginya jitu yang ia lakukan untuk mengalihkan pikirannya dari hasrat seksual, yakni mengorek kupingnya dengan cotton buds. Bisa juga akalnya, sebab rasa geli saat mengorek telinga bisa mengacak pikiran.

Kontrol pikiran tidak hanya untuk meredam gairah saja, tetapi juga untuk membangkitkan gairah.

Contohnya: pasangan yang memerlukan rangsangan guna membangkitkan gairah seksualnya dengan menonton blue film sebelum berhubungan suami-istri. Apa yang dilihat pada film tersebut disampaikan oleh mata ke otak dan otak mengolahnya sedemikian rupa menjadi daya rangsang bagi syahwatnya.

Seseorang juga dapat membangkitkan gairah seksualnya dengan hanya menggunakan pikiran, yakni dengan berimajinasi.

Intinya, hasrat seksual bisa dikontrol dan terkontrol oleh pikiran. Oleh sebab itu, bila suami banyak pikiran malah istrinya yang uring-uringan karena sudah sekian malam berlalu tanpa sentuhan suaminya.

Para suami yang pernah bercakap-cakap dengan saya bersama istrinya sebagian besar mengatakan, bahwa ketika mereka sedang banyak pikiran, hasrat seksualnya cenderung menurun. Semakin banyak dan berat beban pikiran, hasrat itu makin kecil, bahkan bisa tidak mood sama sekali.

Demikian juga perempuan, bila perasaannya terganggu, itu bisa membuatnya tidak mood untuk berhubungan seksual. Akan tetapi, pada umumnya perempuan tetap melayani suaminya dengan mengabaikan perasaannya sendiri. Lihat artikel: Sudah Berhubungan Intim, Kok Masih Marah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun