"Kalau alasan utama untuk Dana, gini loh, Pak, saya memang, jujur aja, ... pertama, yang membuat saya melibatkan Dana itu, karena dia sendiri sudah punya bibit kebencian banget dengan saya, kalau pun itu nanti Pak Edi seperti itu .. otomatis Dana itu akan mencari tahu apa segala macam, gitu kan, kenapa ayahnya bisa meninggal apa segala macem ... Kedua juga, dia pasti akan ... yang bikin ininya sekali itu, dia pasti akan mempermasalahkan sisa uangnya itu, Pak, gitu loh ... Sedangkan sisa uangnya itu 'kan ya memang, rencananya memang buat membeli rumah kecil 'kan buat saya sama Reina. Karena gimana juga Reina itu anaknya Pak Edi. Masih kecil lagi. Saya nggak pernah sekalipun berpikiran itu buat  saya segala macam. Nggak. Memang buat Reina."
Perhatikan kalimat:"Yang bikin ininya sekali itu". Alasan kedua lebih dari alasan pertama. Alasan yang AK sebutkan sebagai alasan kedua sebenarnya adalah dasar yang lebih utama dari alasan pertama. Apa itu? "Dia [Dana] pasti akan mempermasalahkan sisa uangnya itu".
Sementara tujuan AK adalah "Sisa uangnya itu ... memang, rencananya memang buat membeli rumah kecil ... buat saya sama Reina". Uang sisa dari pelunasan utang di bank dimaksudkan AK untuk "saya sama Reina", "hidup damai sama Reina".
Saya menutup penyigian kata demi kata AK dengan pernyataan AK: "Karena gimana juga Reina itu anaknya Pak Edi". Dan, menurut hemat saya, pada kalimat inilah terdapat kunci alasan utama mengapa AK membunuh Edi dan Dana.
***
Rupanya, AK melihat peluang Reina (4) untuk mendapatkan bagian dari apa yang dimiliki oleh Edi adalah sangat kecil. Dan AK meyakini, bahwa itu gegara ibunya Dana, yang tidak hanya terus memengaruhi Edi dan Dana, tetapi juga berupaya masuk lagi ke kehidupan Edi.
Edi membelikan Dana mobil, tetapi tidak untuk Kelvin atau Angel. Walau Kelvin dan Angel bukan anak kandung Edi melainkan adalah anak-anak AK dari suami sebelumnya, tetapi tentulah AK berharap Edi dapat berlaku adil kepada mereka.Â
Dari sejak Edi membelikan mobil Dana, AK menyebutkan bahwa di situlah akhir kebahagiaannya. Rupanya, sejak itu AK merasa sangat sedih karena mendapati kenyataan bahwa Edi tidak memperlakukan Kelvin dan Angel sama seperti Edi memperlakukan Dana.
Demi menjaga hati anaknya, AK berjuang sendiri membelikan mobil untuk Kelvin. Ia juga membelikan anak-anaknya apartemen. Sepertinya AK bermaksud membahagiakan Kelvin dan Angel yang tidak mendapat kasih sayang dari ayah sambung mereka.
Ketidaksediaan Edi melepas rumah miliknya untuk dijual guna melunasi utang di bank menguatkan pikiran AK, bahwa ia sama sekali tidak diberi hak atas rumah itu.
Hal itu terbaca dari jawaban Edi kepada AK saat AK meminta baik-baik agar rumah mereka yang satunya dijual, yakni "Apa-apaan sih lu main-main jual aset gua aja. Enak aja lu main seenak-enaknya. Ya, kalau lu punya utang, lu tanggung jawab."