Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Menyalahgunakan Karunia Intuisi Anda!

24 Desember 2018   06:19 Diperbarui: 15 Februari 2019   23:18 1830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak hanya mengabaikan, saya juga kerap mencobai kemampuan ini bila saya melihat perkara itu kecil saja. Misalnya, suatu ketika saya melewati gelas berisi teh, kepekaan itu berkata: "Gelas itu akan tumpah". Dengan sengaja dan memang benar-benar saya sengaja tidak perduli dengan penyampaian itu dengan maksud bahwa saya ingin tahu apakah gelas itu benar-benar akan tumpah atau tidak.

Saya tinggalkan saja ruangan yang ada gelas teh itu tanpa memindahkannya dari situ. Kemudian saya kembali dengan gaya mengintip untuk melihat apa yang terjadi. Tidak tumpah! Nah, kan, tidak selamanya itu benar. Itu perasaan saya saja. Begitu saya mengejek pikiran saya sendiri.

Saya melanjutkan beraktivitas di dapur sehingga lupa akan hal itu. Selesai urusan di dapur, saya bermaksud hendak ke teras rumah. Tatkala melewati ruangan di mana gelas itu berada, mata saya seperti diarahkan untuk melihat sesuatu. Gelas berisi teh itu tumpah!

Namun, semua pengabaian itu berakhir pada peristiwa kecelakaan itu. Saya tidak lagi berani memainkan karunia itu, mengabaikan, apalagi menyepelekannya. Entah bagi orang lain, tetapi bagi saya, karunia itu punya maksud terkait pekerjaan saya sebagai pelayan-Nya.

***

Apa yang hendak saya katakan dengan menulis ini?

(1) Apapun nama ilmiahnya, saya memandang ini adalah sebuah karunia. Karunia yang diberikan Tuhan dengan maksud-Nya. Tidak untuk disalahgunakan melainkan dipakai sebagaimana yang ditujuankan oleh-Nya. Dengan demikian, karunia seperti ini harus digunakan dengan sebaik-baiknya untuk tujuan yang baik.

(2) Tidak menggunakan karunia ini untuk meramal nasib orang! Manusia bukan Tuhan! Karunia ini janganlah dipakai untuk membuat manusia tidak lagi mencari Tuhan malahan mencari manusia! Karunia ini bukan untuk menjawab rasa penasaran manusia dengan membuat ia bukannya percaya kepada Tuhan melainkan kepada peramal!!

(3) Tidak menjadikan karunia ini sebagai mainan apalagi sebagai alat mencari uang. Karunia seperti ini sebaiknya digunakan untuk kebaikan tanpa berharap imbalan. Bagi saya, karunia ini terlalu "mengerikan" untuk dijadikan mata pencaharian.

Itu dari saya. Selebihnya, masing-masing punya keputusan sendiri atas karunia yang dimilikinya. Namun, bila kita menyadari bahwa sebuah karunia adalah anugerah Tuhan semata, maka seyogiayanya itu digunakan bukan untuk membuat manusia memuliakan manusia, melainkan untuk manusia makin memuliakan Tuhannya.

Salam. HEP.-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun