Mohon tunggu...
Ummu Hanik
Ummu Hanik Mohon Tunggu... Administrasi - Administrator clothing

Hanya seseorang yang ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pangeran Ke-10 (Fan Fiction Part 1 Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo)

6 Juli 2022   18:19 Diperbarui: 6 Juli 2022   19:13 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
original photo: @baekhyunee_exo (edit on Canva)

Ha-Jin mengambil cuti libur setelah novel perdana yang ia tulis terjual lebih dari lima juta eksemplar dalam tiga bulan. Ia tidak menyesal keluar dari pekerjaan lamanya dan memilih menekuni hobinya, yaitu menulis novel. 

Liburan hari pertama, pagi itu, ia sampai di pulau Nami yang masih sepi. Berhubung ini hari biasa, ia tak perlu khawatir dengan padatnya pengunjung. Udara tempat pariwisata yang populer karena menjadi latar dari drama korea ternama Winter Sonata kali ini sejuk, tidak terlalu dingin karena masih awal musim gugur. Dedaunan dari pohon-pohon sekitar sudah mulai berubah warna, Ha-Jin mengabadikan pemandangan cantik itu di ponselnya. 

Saat sedang asyik mengabadikan momen, tiba-tiba Ha-Jin merasakan ada seseorang di belakangnya. Ia kemudian berjalan cepat, orang di belakangnya tetap mengikuti, akhirnya ia berbelok ke arah kanan saat ada pohon besar. Orang yang mengikuti tadi terlihat kebingungan. Ha- Jin kini berada di belakang orang yang tadi mengikutinya yang ternyata seorang pria. Dengan cekatan, dia menarik lengan pria tersebut kemudian mengunci tubuh pria yang tidak terlalu besar itu. Si pria yang tidak punya persiapan kaget dan berteriak kencang karena kesakitan. Dia tidak tahu kalau perempuan yang dia ikuti adalah pemegang sabuk hitam taekwondo.

"Argh, tolong... lepaskan aku!" Si pria memohon pada Ha-Jin.

"Berani-beraninya kamu mengikutiku, Hah!" ujar Ha-Jin gemas.

Ia masih tidak melepaskan kuncian tangan si pria.

"Argh, sakit. Tolong lepaskan. Aku bukan orang jahat," teriaknya.

"Aku tidak percaya. Bagaimana mungkib pria baik mengikuti perempuan," teriak Ha-Jin tidak mau kalah. 

"Ah, Wang Eun, rupanya kamu di sini. Hey? ada apa ini? lepaskan dia!" Seorang pria paruh baya dan seorang wanita terlihat panik melihat orang yang saat ini menjadi tawanan.

Ha-Jin yang mendengar nama Wang Eun disebut sontak kaget dan spontan melepaskan kunciannya. Pria yang disebut Wang Eun itupun berlari ke belakang pria paruh baya tadi. 

Ha-Jin menutup mulutnya yang menganga tak percaya. Wang Eun yang saat ini menyembulkan kepala dari balik punggung pria paruh baya tadi wajahnya mirip pangeran ke-10 yang ia temui di masa lalu.

"Apa yang kau lakukan Wang Eun?" 

"Aku tersesat, Hyung. Aku bermaksud bertanya pada Agassi ini, tapi dia menyerangku," ujar pria yang bernama Wang Eun.

"Maafkan artis kami Agassi, dia tidak terlalu paham daerah ini. Maafkan juga atas kelalaian kami," ucap pria paruh baya itu sambil membungkuk. 

"Oh, saya juga minta maaf. Saya kira dia penguntit," jawab Ha-Jin yang juga membungkuk.

"Hey, Yak...! Bagaimana bisa pria keren sepertiku dibilang penguntit." Wang Eun tak terima dengan ucapan Ha-Jin.

"Aish, Wang Eun minta maaflah pada Agassi, kamu yang salah. Seharusnya kamu bisa bertanya baik-baik," ucap pria paruh baya.

"Maafkan saya," ucap Wang Eun membungkukkan badan.

"Sekali lagi kami minta maaf," ucap pria paruh baya.

"Tidak apa-apa," sahut Ha-Jin.

"Kami permisi," ucap pria paruh baya kemudian mengajak Wang Eun pergi. 

Baru saja beberapa langkah, Wang Eun menoleh kemudian membalikkan badan menuju ke arah Ha-Jin.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Wang Eun dengan wajah bingung membuat Ha-Jin terpaku.

"Wang Eun-ah, ayolah. Sutradara menunggu," teriak pria paruh baya.

"Nee.. Hyung..." sahut Wang Eun.

"Sampai berjumpa lagi." Wang Eun kemudian berlari meninggalkan Ha-Jin yang masih terpaku di tempatnya.

"Apakah dia pangeran kesepuluh?" tanya Ha-Jin dalam hati.

Ha-Jin mengembuskan napas kuat. Tak menyangka awal liburannya mengalami kejadian ini. Dia berdoa agar nanti tidak terjadi hal yang buruk lagi. 

Ha-Jin kemudian melanjutkan menikmati liburannya. Ia menyewa sepeda untuk berkeliling pulau Nami, sesekali ia berhenti untuk memotret atau makan snack. Saat asyik mengayuh sepeda, Ha-Jin berhenti saat di kejauhan dia melihat beberapa orang berkumpul dan tengah sibuk dengan tugas masing-masing.

Di tengah hiruk-pikuk itu, ia melihat wajah yang tadi bertemu dengannya tadi pagi, pria paruh baya dan Wang Eun.

"Ternyata dia seorang aktor," gumam Ha-Jin. 

"Agassi....." Wang Eun melambaikan tangan.

Ha-Jin menengok ke kiri dan kanan, ia mencari siapa yang Wang Eun maksud, tapi tidak ada orang selain dia. Wang Eun kemudian berlari kecil ke arah Ha-Jin karena ia tahu sepertinya perempuan itu kebingungan. 

"Kau memanggilku?" tanya Ha-Jin.

"Tentu saja," sahut Wang Eun.

Wang Eun mengangsurkan susu pisang dan sandwich, ada stiker wajahnya terpampang di keduanya.

"Anggap saja permintaan maaf dari saya," ujar Wang Eun sambil membungkuk.

Ha-Jin menerima susu pisang dan sandwich dari tangan Wang Eun kemudian berterima kasih. 

"Saya Wang Eun, hari ini hari pertama syuting drama baru. Karena itu saya tidak hapal lokasi. Kedepannya kalau drama saya tayang mohon dukungannya," ucap Wang Eun.

"Aaah, baiklah. Selamat berjuang," sahut Ha-Jin kikuk. 

"Wang Eun-ah, kemarilah," panggil pria paruh baya.

"Baik, Hyung," sahut Wang Eun.

"Saya permisi dulu," pamit Wang Eun pada Ha-Jin.

"Apa dia mengingatku?" ucap Ha-Jin dalam hati.

Ha-Jin menepis pikiran tentang pangeran kesepuluh, ia kemudian melanjutkan perjalanan mengelilingi pulau Nami.

Bersambung...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun