Manakah yang lebih baik, hidup berpoligami dengan dua istri yang sama-sama sah secara perkawinan atau hanya memiliki satu istri namun memiliki hubungan gelap dengan wanita lain? "Tuhan, aku mohon, berikan keadilan-Mu kepadaku. " Sherlyn merenungi kehidupan yang saat ini dijalaninya.Â
Sesekali pandangan Sherlyn tertuju pada Daniel yang tengah tertidur dengan lelap malam ini. Tampak raut bahagia menghiasi wajahnya yang seakan sedang bermimpi indah. Setiap langkah pasti akan mencapai tujuan. Begitu pula dengan Sherlyn.Â
Malam terasa panjang. Pertarungan emosi dan logika membuatnya bertahan dari rasa kantuk yang seharusnya datang. Dia mencebir sehelai kertas yang sedari tadi tidak pernah lepas dari tatapannya. Sesekali Sherlyn menghela napas seakan hendak melepaskan sebongkah batu yang menekan rongga dadanya.Â
Waktu kian berjalan begitu cepat, tanpa disadari, Sherlyn tertidur di atas meja hingga pagi menjelang. Dengan sedikit terkejut, dia segera bangkit dari tempat duduknya. Perlahan dia melangkah dan duduk di tepi ranjang.
Daniel masih belum bangun. Diciumnya kening lelaki yang sangat dia cintai itu sebelum dia berangkat. Sengaja Sherlyn meninggalkan secarik kertas yang diletakkan di atas meja rias agar tidak mengganggu tidak kekasihnya. Hari ini Sherlyn tampak terburu-buru karena telah membuat janji dengan seseorang.Â
***
Seorang wanita berambut pirang dan berkulit putih telah menunggunya. Dengan sedikit ragu, dia menyapa Sherlyn. Tampak seulas senyum yang dipaksakan menghiasi wajahnya yang ayu. Jantung Sherlyn seakan berdegup kencang namun dia berusaha untuk menguasai keadaan.Â
Wanita itu bernama Yuletha, istri Daniel. Diam-diam, ada rasa cemburu menyeruak dari hati Sherlyn yang paling dalam. Bagaimanapun, Yuletha jauh lebih beruntung dibandingkan dengan dirinya. Setidaknya dia memiliki status pernikahan. Sebesar apapun cinta Daniel terhadap Sherlyn dan begitu juga sebaliknya, Daniel masih milik perempuan lain.Â
"Jika saja aku tidak melihat anak kalian maka aku tidak akan melepaskan Daniel, "suara Sherlyn tertahan. Kali ini dia tidak mampu lagi menahan air bening yang mengalir dari ke dua sudut matanya. " Jaga dia baik-baik. Kamu seharusnya lebih memahami tentang suamimu dibandingkan wanita lain karena kamu istrinya. "Â
Yuletha hanya diam tanpa tahu harus berkata apa. Mulutnya seolah terkunci rapat. Hanya satu harapan yang dia punya bahwa Daniel akan kembali dalam pelukannya seperti dulu lagi. Yuletha menyadari jika selama ini sikapnya terlalu menuntut yang berlebihan terhadap Daniel.Â
Sherlyn segera pergi meninggalkan Yuletha yang tidak terlalu banyak bicara pada pertemuan tadi. Hatinya hancur dan sangat kehilangan. Separuh hatinya kini telah hilang. Dengan segera dia mempercepat langkah kakinya. Dia harus bangkit dan mengubur semua kenangan masa lalu yang indah bersama Daniel.Â