Sambil menoleh "Adek itu om."
"Ndak sekolah kah dia?"
"Sekolah om, kelas 1 SD."
Pak tua yang dipanggil om Butar oleh Ahmad itu merogoh koceknya yang lain dan memberikan sebuah amplop putih kepada Ahmad.
"Ini untukmu Mad, jangan ditolak." Menangkap tangan Ahmad dan memberikan amplop itu.
"Apa ini om?" Suara Ahmad bergetar.
"Untuk jajan kalian berdua. Hanya om mau pesan satu hal"
"Jadi tidak enak om, mau pesan apa om?"
"Keadaanmu dan keadaan om itu mirip-mirip, dulu... om kerja keras juga, orang tua miskin ndak mampu sekolahkan om. Jadi om harus kerja dan tidak sempat selesaikan SD. Berat sekali perjuangan om waktu itu, ikut orang sana sini, kerja cape hasil nihil, tapi untungnya om bisa menakjubkan  sekolah sampai SMA berkat salah  satu orang dan bisa  kuliah. Sekarang kamu lihat, apa pun om sudah punya. Anak-anak om juga semua udah sukses-sukses."
"Iya om, intinya berusaha ya om, rezeki insyaallah Tuhan yang atur"
"Benar Mad, yang om imani juga begitu. Kamu masih muda, kesempatan masih banyak, apalagi badanmu masih sehat. Jadi jangan nyerah sama keadaan."