Sampai di sini, ada dari kita yang tetap tidak bisa menerima jika orang tua kita adalah milik Tuhan atau mulai merasa rela karena mengerti akan hal ini?
Saran penulis adalah, mari kita bersiap diri saja. Saat ini janganlah menyia-nyiakan waktu lagi, perbanyaklah waktu bersama mereka, nikmati saat-saat itu, dan berdoa bagi mereka. Dari pada melarang Tuhan untuk mengambil mereka, lebih baik berdoa agar Tuhan melindungi mereka, memberi kesehatan pada mereka dan doakan agar Tuhan memampukan mereka dalam menyelesaikan tugas mereka terhadap kita di dunia ini. Karena satu hal yang harus diingat, Tuhan lebih baik dan lebih sayang pada mereka "papa mama" daripada kita sayang sama mereka.
Ingatlah, mereka mungkin ingin makan sesuatu yang mereka sukai, atau melakukan sesuatu yang menyenangkan. Sadarilah bahwa mereka akan berat untuk meninggalkan orang yang mereka kasihi di dunia ini. Mereka harus berdamai dengan orang-orang yang pernah menyakiti hati mereka sebelum tiba saatnya mereka berpulang. Temani mereka karena para lansia sering ditinggalkan sendirian. Bantu mereka agar mereka tenang, maka tugas sudah selesai.
"Kematian adalah jembatan yang menghubungkan orang yang mencintai dengan yang dicintainya" Jalaluddin Rumi.
Selamat mempersiapkan dan merelakan. Salam.
Sumber:
Debora K. Tioso, 2010, Pergi Dalam Damai Sejahtera: Mendampingi Orang Yang Menghadapi Kematian, Gloria Graffa, Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H