Mohon tunggu...
Hendry Syafaruddin
Hendry Syafaruddin Mohon Tunggu... Konsultan - sosial budaya

pemerhati sosial dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjaga Ingatan (1) Selat Capalulu Saksi Bisu Dedikasimu...

27 September 2016   14:04 Diperbarui: 27 September 2016   14:26 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesampai di Modapia, dari warga setempat mereka dapat informasi bahwa perjalanan ke Desa Wailab hanya bisa ditempuh berjalan kaki, menelusuri sungai, gunung dan hutan belantara, jaraknya sekitar 27 km, sekitar 9 jam perjalanan menembus arah Selatan Pulau Mangoli. Karena jalan yang ditempuh cukup jauh dengan medan yang sulit, mereka bersepakat berempat hanya Rais H. Abd Aziz dan A. Rahman Umaternate (sekretaris UPK) saja yang melanjutkan perjalanan ke Desa Wailab. Sementara Jahra Umaternate (ketua) dan Mulyati Batho (bendahara) bermalam di Desa Modapia.

------------------

Tak ada yang tahu, bahwa Rais dan Rahman membawa uang ratusan juta rupiah. Uang itu adalah dana PPK yang harus disalurkan untuk pembangunan Desa Wailab dan Waikafa. Rahman membungkusnya dengan kantong plastik hitam mirip bungkusan nasi bekal mereka diperjalanan dan disimpan dalam tas miliknya. Bisa dibayangkan jika ada yang tahu, bisa-bisa nyawa mereka taruhannya.

Berbekal secarik kertas berisi coretan peta penunjuk jalan yang dibuat warga Modapia menjadi pemandu mereka di perjalanan. Ditengah perjalanan, Rais selalu merasa was-was karena khawatir kalau-kalau mereka dihadang orang yang hendak merampas uang yang mereka bawa. Beberapakali mereka tersesat karena jalan setapak yang ditunjukkan dalam peta itu tertutup rumput dan belukar. Disaat lelah karena berjalan berjam-jam, merekapun istirahat sejenak dan segera melanjutkan perjalanan setelah rasa penat berangsur hilang, jika tidak mereka bisa bermalam di tengah hutan.

Sekitar pukul 17.10 WIT sampailah mereka di Desa Wailab. Karena Fasilitator Desa (FD) dan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) tidak berada di desa, merekapun pamit pada warga melanjutkan perjalanan menuju Desa Waikafia dan berpesan esok hari mereka kembali ke Desa Wailab.

------------------

Di balai desa Waikafia warga telah berkumpul. Tampak laki-laki, wanita, tua-muda antusias menghadiri pertemuan itu. Tepat pukul 20.00 WIT pertemuan yang dihadiri FD, TPK serta perangkat desa yang membahas persiapan pelaksanaan pembangunan di desa itu dimulai dan dilanjutkan dengan penyaluran dana PPK kepada TPK desa. Pertemuan berakhir pukul 21.45 WIT.

Rais dan Rahman tak menyangka, di luar balai Desa Waikafia ternyata FD, TPK dan beberapa pemuda Desa Wailab telah menunggunya. Mereka bermaksud menjemput Rais dan Rahman agar malam itu juga kembali ke Desa Wailab memfasilitasi persiapan pelaksanaan kegiatan di desa mereka. Tak terlihat raut muka kelelahan meski seharian berjalan, Rais tetap tersenyum dan menyanggupinya. Tak lama, merekapun berpamitan berangkat menuju Desa Wailab.

Jarum jam menunjukkan pukul 23.20 WIT. Sudah larut memang. Balai desa Wailab sepi, hanya beberapa warga saja yang terlihat. Berulangkali Kepala Desa mengumumkan melalui pengeras suara mesjid, namun belum ada juga warga yang datang. Rais melihat kea rah sudut balai desa. Ada televisi dan VCD player, ia tak hilang akal. Iapun mengeluarkan sebuah CD film berjudul “Bangkit Untuk Esok Yang Cerah” dari dalam tas lusuhnya. Lalu meminta FD memutar film itu.

“Pak tolong diputar film ini, mudah-mudan bisa menarik perhatian warga untuk datang ke sini”

Benar, tak lama warga mulai berdatangan. Balai desa pun penuh sesak oleh warga yang menyaksikan film yang diputar itu. Lalu Rais pun tak menyia-nyiakan kesempatan. Saat itu ia menyampaikan tujuan pertemuan diadakan dan meminta izin untuk mematikan film sementara waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun