Mohon tunggu...
Hendro Adrian
Hendro Adrian Mohon Tunggu... Insinyur - Penggemar 'Dream Theater'

Pecinta cerita 'mountaineering'

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Operasi Michoacan, Strategi Gagal Meksiko Melawan Dominasi Kartel Narkoba

1 Januari 2019   18:00 Diperbarui: 5 Januari 2019   10:44 1815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penangkapan bos besar kartel Sinaloa, Joaquin 'El Chapo' Guzman, oleh Marinir Meksiko pada 22 Februari 2014 (Sumber :https://www.dailymail.co.uk/news/article-2565538/APNewsBreak-Mexicos-Sinaloa-drug-chief-arrested.html)

Banyak pengamat menduga bahwa operasi ini dilancarkan Presiden Calderon untuk menarik simpati publik. Dalam pemilu 2006 yang diikuti 5 kandidat, Calderon menang tipis (35,9%) atas peringkat kedua, Lopez Obrador (35,3%). Obrador dan pendukungnya kemudian menuduh Calderon melakukan kecurangan, demonstrasi terjadi dimana-mana. Tapi pada akhirnya Calderon dinyatakan sebagai pemenang resmi dan dilantik pada 1 Desember 2006.       

Hanya dalam waktu satu bulan sejak operasi dimulai, tujuh bos kartel berhasil dibekuk. "Kami mendapatkan hasil yang menggembirakan, kekerasan di Michoacan telah turun drastis dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. Kami juga gembira karena mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat, dan ini sangat penting. Operasi ini akan menjadi prioritas kami", kata Presiden Calderon waktu itu. Namun nanti akan terlihat bahwa penurunan tingkat kekerasan hanya terjadi di awal-awal operasi saja. 

Operasi Michoacan kemudian memang diperluas ke wilayah-wilayah rawan seperti Sinaloa, Tamaulipas, Guerrero dan sepanjang perbatasan Amerika-Meksiko. Jumlah personil militer yang dilibatkan terus bertambah hingga mencapai 45.000 orang.   

Sejak Presiden Calderon mengerahkan Operasi Michoacan, efeknya benar-benar sangat menghancurkan. Meski hingga akhir masa jabatannya (Desember 2012) 25 dari 37 bos kartel paling dicari di Meksiko berhasil dibekuk atau ditembak mati, namun tingkat kekerasan justru meroket sangat tinggi. Jumlah korban tewas meningkat hingga tiga kali lipat, dari 'hanya' 9000-an pada 2007 menjadi sekitar 26.000 pada 2012. Tahun sebelumnya, 2011, bahkan mencapai lebih dari 27.000, hampir dua kali jumlah korban perang Iraq 2003 yang merenggut 14.000 nyawa. 

Jumlah korban tewas di Meksiko akibat perang narkoba selama kurun 2007 hingga 2017 (Sumber : https://www.statista.com/chart/12635/drug-violence-drives-mexico-murders-to-record-high/).
Jumlah korban tewas di Meksiko akibat perang narkoba selama kurun 2007 hingga 2017 (Sumber : https://www.statista.com/chart/12635/drug-violence-drives-mexico-murders-to-record-high/).
"Mereka itu orang-orang gila dengan uang berlimpah" kata Jose, memberi gambaran karakter para bos kartel. "Siapapun yang berani mengganggu bisnis mereka, akan mereka lawan. Mereka tidak takut dengan militer. Mereka membeli senjata yang sama dengan yang dipakai militer. Hanya tank dan pesawat tempur saja yang mereka tidak punya, bukan karena tidak mampu beli tapi karena tidak ada yang bisa menjalankan" katanya lagi.  

Jose benar, selama enam tahun masa Operasi Michoacan, empat pejabat tinggi kepolisian federal Meksiko ditembak mati di tempat umum, puluhan politisi yang mendukung operasi dibunuh, belasan pos militer diserang, lebih dari 500 personil militer tewas, dua helikopter militer ditembak jatuh dan lebih dari 120.000 orang terbunuh. 

Anehnya, pemerintahan berikutnya dibawah Presiden Pena Nieto - dengan beberapa perubahan target - tetap melanjutkan operasi ini. Kekerasan memang sempat menurun di awal pemerintahannya, namun kembali meningkat tajam (lihat grafik). Tahun 2017, tingkat kekerasan di Meksiko bahkan mencapai rekor tertinggi dalam sejarah, yaitu lebih dari 29.000 orang terbunuh. 

Di akhir tahun masa jabatannya ini (Desember 2018), dipastikan rekor buruk itu akan kembali pecah sebab sampai dengan bulan Oktober saja, kenaikan tingkat kekerasan sudah mencapai 14% dibanding tahun 2017. 

Hasil yang diperoleh Presiden Nieto pun tidak lebih baik dari pendahulunya, delapan dari sisa 12 bos kartel paling dicari di Meksiko - termasuk bos besar kartel Sinaloa, Joaquin 'El Chapo' Guzman yang melarikan diri dari penjara pada Januari 2001 - berhasil diamankan. Namun masalahnya adalah bahwa ditangkapnya para bos besar itu justru membuat kartel-kartel menjadi semakin terfragmentasi, persaingan antar dan intra kartel menjadi semakin intensif, akibatnya tingkat kekerasan melonjak semakin tinggi.        

Sebagai kesimpulan, dapat dikatakan bahwa setelah berlangsung lebih dari satu dekade, Operasi Michoacan ini terbukti gagal. Operasi ini bukan hanya gagal menyelesaikan masalah tapi justru membuat situasi menjadi lebih buruk.   

Selesai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun