Marijuana dan opium telah lama dikembangkan di pegunungan Sierra Madre di bagian barat Meksiko. Sejak 1960-an pemerintah sudah berusaha menghentikan bisnis ilegal ini dengan membakar ladang-ladang mereka, namun situasi tidak pernah seliar dan sebrutal sekarang.Â
Situasi yang tidak terkendali ini mulai marak sejak bos besar kartel Guadalajara, Felix Gallardo, ditangkap pada 1989. Sejak saat itu kerusuhan demi kerusuhan dan perang antar kartel menyeruak ke hampir seluruh wilayah Meksiko (Baca : Meksiko, Negara Yang 'Dikuasai' Kartel Narkoba).Â
Kota-kota di Meksiko yang sebelumnya mempunyai kehidupan normal, berubah menjadi kota dengan tingkat kekerasan sangat tinggi. Los Cabos, Acapulco dan Mazatlan, misalnya. Ketiga kota resort di pesisir Samudra Pasifik ini dulunya adalah primadona tujuan wisata. Sekarang ketiganya termasuk dalam kota dengan tingkat kekerasan tertinggi di dunia. Â Â
Data tahun 2017 menunjukkan bahwa dari 50 kota di dunia dengan tingkat kekerasan tertinggi, Los Cabos menempati urutan pertama dengan rekor ratio 111,3 pembunuhan per 100.000 penduduk (111,3/100K). Acapulco ada di urutan ketiga (106,6/100K) dan Mazatlan di urutan ke-43 (39.3/100K).Â
Dari daftar 50 kota dengan tingkat kekerasan tertinggi di dunia tersebut, Meksiko menempatkan 12 'wakil' kotanya. Terbanyak kedua setelah Brasil yang menempatkan 17 'wakil'. Sebagai perbandingan, tingkat kekerasan kota Jakarta adalah 0,6/100K.Â
Pemerintah Meksiko bukannya tidak berbuat sesuatu. Sadar bahwa sistem kepolisian dan peradilan tidak dapat diandalkan karena masalah korupsi, militer kemudian ikut dilibatkan. Namun hingga akhir 2006, operasi militer yang dilakukan hanya bersifat preventif. Setiap tahun, meski ada penurunan jumlah korban, ribuan orang tetap saja terus terbunuh karena kekerasan.Â
Tindakan ofensif hanya dilakukan saat terjadi kejadian luar-biasa, misalnya tertembaknya Uskup Agung Posadas Ocampo oleh kartel Sinaloa pada bulan Mei 1993. Hanya dalam waktu tiga minggu, militer berhasil membekuk Juan 'El Chapo' Guzman, bos kartel Sinaloa yang diduga kuat bertanggung jawab atas tertembaknya Uskup Agung Ocampo. Â Â
Perlu dicatat bahwa pihak Amerika sejak awal selalu terlibat langsung, baik pendanaan maupun personil, dalam memerangi kartel narkoba di Meksiko. Itu disebabkan karena hampir semua narkoba yang masuk dan diperdagangkan secara ilegal di Amerika berasal dari atau diselundupkan melalui Meksiko.Â
Operasi MichoacanÂ
Pada 11 Desember 2006, Presiden Felipe Calderon yang belum genap satu bulan dilantik, mengirimkan 6500 personil militer Meksiko ke Michoacan, wilayah yang saat itu dinilai paling rawan, untuk menghentikan kekerasan yang berhubungan dengan kartel narkoba.Â
Tindakan yang kemudian dikenal sebagai Operasi Michoacan ini merupakan titik awal perang narkoba di Meksiko, perang asymmetric antara pemerintah- dalam hal ini gabungan militer dan polisi federal - melawan belasan (tapi tidak saling bekerja sama) kartel narkoba.Â