Mohon tunggu...
Hendriko Handana
Hendriko Handana Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa, menulis suka-suka

Pria berdarah Minang. Seorang family man humble. Hobi membaca, menulis, dan berolahraga lari. "Tajamkan mata batin dengan mengasah goresan pena"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Asrama Tua Menuju Istana Merdeka (7): Kisah Misteri Asrama Tua

3 Agustus 2019   23:29 Diperbarui: 23 Agustus 2019   20:16 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paskibraka Putri di Depan Asrama Amarilis (dok. pribadi)

"Tak mungkin ada suara dari sana," pikirku.

Kulayangkan pandangan segera pada ruangan di sebelahnya. Ada mushalla. Pintu setengah terbuka. Kuberani diri mengintip, melihat situasi.

"Ah... Indra, Kau rupanya". Kulihat lelaki asal Pontianak itu sedang shalat tahajud dengan khusyuknya. Sendirian. Tak ditemani siapa-siapa.

"Gila. Berani sekali dia. Tengah malam di tempat sepi seperti ini," bisikku dalam hati. Aku salut melihat keberaniannya. Kagum juga melihat taat ibadahnya. Dia pemuda harapan bangsa. 

Aku berlalu. Meninggalkan Indra. Rasa takutku perlahan sedikit hilang, walau tak kunjung sirna. Namun, biarlah bacaan shalat tahajud Indra mengusir setan-setan yang ada di asrama.

"Untung ada kau, Ndra"

Menyelesaikan hajatku, aku kembali ke menuju kamar. Melewati mushalla kulihat Indra sedang berdoa, mata terpejam dalam sekali.

Aku tak sempat mendengar bisik-bisik doanya. Mungkin saja dia berdoa agar berhasil mendapat posisi kelompok 8. Kalau itu, tentu aku takkan mengamini. Persaingan kami berebut posisi sedang seru-serunya. Tentang ini, nanti kita kisahkan di bagian berbeda.

Analisaku paling mendekati, mungkin dia sedang berdoa agar bisa menggaet gebetan seorang Paskibraka putri. Nah, ini patut diduga. Hehe... Ah... sudahlah.

Aku bersegera kembali ke kamar sebelum rasa takutku kembali datang. Lanjut tidur ditemani dengkur Rendra dan mimpi indahnya Wawan.

(bersambung...)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun