Mohon tunggu...
Hendrik Munthe
Hendrik Munthe Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Sadarlah bahwa dalam ketidaktahuan, terbuka lebar ruang bagi segala kemungkinan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Setelah Badai - Bab 2: Bayangan yang Muncul

6 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 6 Desember 2024   12:57 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Winda berdiri dari kursinya, wajahnya terlihat lebih tegang dari sebelumnya. "Mama tidak ingin membahas ini sekarang," katanya, berjalan keluar dari ruang tamu tanpa berkata apa-apa lagi.

Amira menunduk, menggenggam cangkir tehnya erat-erat. "Maaf, Pa," katanya pelan. "Aku tidak bermaksud memperburuk keadaan. Tapi aku harus tahu apa yang terjadi."

Rendra menatap putrinya dengan rasa bersalah yang semakin dalam. "Papa mengerti, Amira. Papa akan mencoba menjelaskan... tapi tidak sekarang. Ini terlalu rumit."

Amira mengangguk pelan, tetapi Rendra bisa melihat kekecewaan di matanya. Hari itu berakhir dengan ketegangan yang semakin nyata, sebuah perasaan yang menggantung di udara tanpa jawaban.

Namun, di dalam hati Rendra, ada satu pertanyaan yang terus menghantuinya: Apa yang sebenarnya menyebabkan semua ini? Dan bagaimana dia bisa memperbaikinya sebelum semuanya benar-benar hancur?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun