Mohon tunggu...
HENDRIK
HENDRIK Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan/ Koordinator Liputan Wilayah Tegal pada Media Purnamanews.com

Pekerjaan utama saya sebagai pengelola Lembaga PAUD dan Wartawan freelance pada Media Purnamanews.com serta aktivis Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal di bawah Yayasan Rumah Pelopor Kepedulian Nusantara ( Rukun ) Spesialis Sampah.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Teknologi Ember Tumpuk Mengatasi Masalah Sampah Rumah Tangga

4 Februari 2024   14:56 Diperbarui: 4 Februari 2024   15:13 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasiana.com - Tegal. Permasalahan sampah merupakan hal yang tak bisa dipungkiri dan menjadi momok bagi sebagian besar  masyarakat khususnya di Indonesia. 

Pertambahan jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan ketersediaan lahan pemukiman, sehingga mengakibatkan terbatasnya lahan kosong tempat pembuangan sampah.  

Sementara produksi sampah yang dihasilkan oleh perorangan 0,7 kg/ hari ( data DLh Kab. Tegal). Jika diasumsika jumlah penduduk 1,5 juta orang, maka sampah yang dihasilkan 1,050 ton /hari. Tentu hal ini menjadi permasalahan serius yang harus segera diatasi.

Untuk mengatasi masalah sampah ini, Kabupaten Tegal menggaungkan Jargon " Sampahku adalah Tanggunjawabku", sehingga masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam mengelola sampahnya sendiri dimulai dari sumbernya yaitu Runah tangga, Perkantoran, Pasar, Pertokoan. Semua stake holder diajak bergerak bersama menjalin sinergi.

Salah satu teknologi tepat guna yang coba diterapkan adalah dengan menggunakan Teknologi Ember Tumpuk yang nantinya akan dikelola oleh masing- masing rumahtangga.

Fungsi ember tumpuk adalah khusus menampung sampah organik sisa limbah rumah tangga seperti sisa makanan, sayur- sayuran buangan dari masakan yang tidak terpakai, buah- buahan di lingkungan rumah. secara teknis teknologi ember tumpuk ini menggunakan 2 ( dua )  ember plastik sisa Cat 25 Kg yang di susun bertingkat.  

Di mana ember yang sebelah atasuntuk tempat sampah organik akan diberi lobang bagian bawahnya untuk pembuangan air sisa fermentasi. sedangkan sampah organiknya akan diurai atau dimakan oleh Hewan Maggot ( Black Solder Fly ) atau jenis Lalat Afrika.

Keuntungan penggunaan teknologi Ember Tumpuk adalah;

1. Biaya Operasional lebih murah

2. setiap orang bisa melakukannya

3. Tidak memerlukan lahan yang luas

4. Dapat menghasilkan Pupuk Kompos dan Pupuk Organik Cair (POC)

5. Hasil Kompos dapat digunakan untuk menanam sayur-sayuran dilingkungan rumah

Jika penggunaan teknologi Ember Tumpuk ini bisa dilaksanakan tentu akan berdampak yang sangat luar biasa dalam proses pengurangan dan pengelolaan sampah dilingkungan masyarakat serta menggerakkan ekonomi sirkular. Dimana seperti kita ketahui Prosentase jumlah sampah organik mencapai kisaran 50 sampai 60 persen dari jumlah sampah secara keseluruhan. Semoga Bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun