Akhirat menantimu, duhai penipu yang sering meninggalkan amanat rakyat
Jika waktunya tiba, kau datang menjual ayat, menggadai adat
Demi nafsu berkuasa, kau tutupi aurat bejat dengan ayat
Di musim politik
Iblis-iblis keluar dari neraka
Menjadi malaikat, menjadi suci
Tiba saatnya berpura-pura paling agamis
Membranding diri dengan para artis
Kongkalikong dengan para pebisnis
Muka bejat tersamarkan, memberi bingkisan pada si miskin seakan paling peduli
Menghambur janji, setelah jadi berbalik kabur
Lidahmu lihai, tipu menipu, tak takutkah kau dengan pedang Malaikat di liang kubur?
Jika saya jadi, langit diaspal, jalan dikeramik,
Laut ku kuras... Katanya...
Omong kosong...
Lincah sekali lidahmu berdusta, wahai tuan berdasi
Kau belai rakyat dengan tipuan demi menuai suara mendapat kursi
Mulut busukmu penuh alibi
Melobi sana sini, amplop putih serangan fajar
Mulut hina, menebar fitnah
Hei... Alumni penipu, yang kembali reuni tiap musim politik tiba,
Apalagi yang akan tuan janjikan?
Siapa lagi yang tuan ingin tipu?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI