Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Pattimura

Blogger di www.sudutplambon.com, banyak membahas seputar dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Medali Olimpiade? Mimpi Siang Bolong! Pendidikan Olahraga Kita Bobrok

30 Juli 2024   21:55 Diperbarui: 30 Juli 2024   22:13 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merah putih berkibar gaga menyusuri sungai seine pada opening ceremony Olimpiade Paris 2024 dikawal ketat oleh para atlet yang hendak bertanding.

Olimpiade kali ini negara kita membawa atlet dengan jumlah terbanyak dalam keikutsertaan di olimpiade sejak dua dekade terakhir, dimana terdiri atas  29 atlet dari 12 cabang olahraga.

Olimpiade sendiri sudah berlangsung  pertama kalinya di Athena, Yunani sejak 1896 dan baru diikuti oleh Indonesia pada tahun 1952 pada olimpiade edisi ke-15 di Helsinki.

Dari tahun ke tahun cabang olahraga bulu tangkis selalu dijagoakan oleh Indonesia untuk mendapatkan medali. Terakhir pada Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia berhasil mendapatkan satu medali emas dari cabang bulu tangkis dan satu-satunya medali emas yang dikoleksi Indonesia di olimpiade Tokyo.

Saya masih ingat betul waktu itu Indonesia mebawa pulang 1 medali emas, 1 perak dan 3 perunggu dimana emas yang didapatkan Indonesia dipersembahkan oleh Gresyia poli dan Apriyani Rahayu.

Kalau kita berbicara soal medali yang dikoleksi oleh Indonesia pada ajang olaraga bergengsi yang diselenggarakan 4 tahun sekali tersebut sebenarnya prestasi kita tidak terlalu gemilang, namun masih boleh dikatakan terbaik untuk kawasan Asean.

Di posisi  pertama ada Thailand yang menduduki posisi pertama untuk negara dengan jumlah medali olimpiade terbanyak se Asia Tenggara. Indonesia sendiri berada di posisi kedua degan total sebayak 37 medali, dengan rincian 8 emas, 14 perak dan 15 peruggu.

Pertama kali Indonesia mendapatka medali olimpiade seuol pada tahun 1988. Sebenarnya jika melihat jumlah perolehan medali negara kita lebih banyak dibandingkan Thailand, akan tetapi perolehan medali emas Negeri Gaja Putih tersebut lebih banyak. Dimana Thailand mengantongi total 35 medali dengan 10 medali emas yang dikoleksi mereka selama ini.

Nasib Indonesia di Olimpiade Paris

Seperti olimpiade sebelumnya, bulutangkis masih tetap menjadi harapan untuk negara kita mengoleksi medali.  

Hingga artikel ini dimuat, satu persatu atlet kebanggaan kita tumbang dalam merebut medali. Mirisnya lagi kebanyakan berasal dari cabang bulutagkis, dimana tahun ini kita mengirim  9 atlet di cabang ini.

Tipis harapan sebenarnya untuk Indonesia akan membawa pulang medali olimpiade yang banyak, apalagi medali emas.

Jika melihat fenomena prestasi olahraga negara kita dari tahun ke tahun memang sunggu miris, negara sebesar ini dengan lebih dari 275,5 juta penduduk namun tidak mampu melahirkan atlet-atlet berkualitas yang mampu bersaing dengan negara-negara lain di luar sana.

Dari fenomena ini saya kemdudian mengambil sedikit kesimpulan bawasanya negara kita belum fokus dalam melatih talenta-talenta berbakat tanah air dibidang olahraga.

Saya kemudian  teringat waktu sekolah dulu, ketika ada teman-teman saya yang memiliki prestasi yang baik di bidang olahraga mereka selalu di diskriminasikan dalam hal akademik.

Terkadang untuk menyalurkan bakat mereka disekolah sangat sulit, karena minim fasiltas olahraga.

Saat hendak berolahraga mereka malah dimarahai oleh guru karena dicap nakal, olahraga hanya boleh dilakukan saat jam pelajaran penjas berlangsung.

Padahal orang-orang seperti itu harus di sekolahkan pada sekolah khusus, walaupun akademik mereka tidak begitu unggul dibandingan yang lain namun disisi lain potensi olahraga mereka sangat menonjol.

Inilah yang harus kemudian dikembangkan, Karena kita tidak bisa menyamaratakan semua potensi siswa yang ada di sekolah dan dipaksakan untuk belajar sesuatu yang tidak mereka kuasai.

Menjadi bahan kritik untuk pemeritntah kita, seharusnya kedepan harus menyediakan sekolah atlet, disetiap kabupaten//kota agar dapat membinah sejak dini generasi muda yang memiliki bakat dibidang olahraga.

Pembinaan harus dialakukan sejak sekolah dasar, hingga mereka benar-benar matang untuk berkompetisi ditingkat internasional

Jangan sampai kita malah mematikan potensi anak bangsa kita, yang justru memiliki peluang besar untuk dapat mengharumkan nama negara kita.

Sekolah kusus atlet tersebut harus berbasis asrama dapat terkontrol secara baik dari segi makanan maupun kesehatan.

Jika pemerintah serius melihat hal ini maka kita tidak akan kekurangan atlet berpestasi lagi, sebenarnya saat ini banyak sekali. Namun sayangnya tanpa kita sadari sistem pendidikan di negara kita sendirilah yang telah mengubur mimpi jutaan generasi muda kita untuk bermimpi tinggi menjadi atlet professional.

Doktrin pendidikan mulai dari keluagra pun telah membentuk pola pikir generasi kita, jika ditanya mau jadi apa? Paling jawab mau jadi dokter, polisi, tentara guru atau youtuber namun sedikit sekali yang ingin bercita-cita menjadi atlet, bukan karena tidak ada namun karena kita sendiri telah mematikan mimpi dan harapan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun