KKN alias kuliah kerja nyata. Bagi mereka yang pernah menjadi mahasiswa tentu saja pernah mengikuti kegiatan pengabdian atau
Sesuai namanya, KKN merupakan kegiatan pengabdian mahasiswa yang masuk dalam salah satu mata kuliah wajib jika ingin menyelesaikan studi. Jika tidak mengikuti KKN, maka kalian tidak bisa ujian skripsi.
Bagi sebagian mahasiswa, KKN merupakan waktu-waktu paling seru. Bagaimana tidak seru? Bayangkan saja kalian akan ditempatkan dengan beberapa rekan-rekan kalian dalam satu tim kemudian melakukan pengabdian selama 1-2 bulan di suatu Desa.
Walaupun terbilang singkat, namun kenangan di KKN begitu banyak. Mulai dari kisah cinta, konflik antar sesama teman kelompok atau bahkan kisah mistis seperti cerita KKN di Desa Penari. Tapi bukan itu yang akan saya bahas dalam tulisan saya kali ini.
Hal penting dalam KKN adalah mahasiswa dituntut untuk dapat berbaur dengan masyarakat serta mampu mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari selama di kampus untuk masyarakat.
Kuliah Kerja Nukang
Namun sayangnya, kebanyakan kegiatan KKN yang dilakukan tidak sesuai ekspektasi lantaran program-program yang dijalankan merupakan program-program dari zaman Majapahit.
 Maksudnya, program yang dibuat sudah ketinggalan zaman di mana dari tahun ke tahun program yang dibuat itu-itu saja. Misalkan bangun papan nama, ngecet pagar desa, bikin tugu kalau mereka pernah KKN di situ dan masih banyak lagi program lainnya yang tidak sesuai dengan bidang keilmuan mahasiswa.
Makanya banyak yang memplesetkan istilah KKN dengan sebutan kuliah kerja nukang karena hampir semua program kerja KKN dilakukan seperti mahasiswa tersebut mengambil jurusan pertukangan, padahal jurusan mereka lain tapi buat lain.
Sebenarnya, proker yang dibutuhkan masyarakat adalah bagaimana mahasiswa mampu mengimplementasikan ilmu mereka untuk dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar masyarakat tinggal atau dapat mempermudah masyarakat dalam melakukan sesuatu dengan keahlian yang dimiliki mahasiswa sesuai dengan disiplin ilmunya.
The Real KKN, Program Tepat Sasaran Masyarakat Senang
Kebetulan dulu saat KKN saya mengikuti jenis KKN Tematik. Sebenarnya KKN ada banyak jenisnya selain tematik. Ada reguler, individu, profesi dan lain sebagainya.
KKN tematik sendiri saya pilih karena jenis KKN ini lebih fokus pada satu tema besar yang sesuai dengan disiplin ilmu kita. Kemudian dari tema besar tersebut diturunkan menjadi berbagai program yang harus berkaitan dengan bidang keilmuan mahasiswa.
Biasanya, KKN tematik terdiri dari mahasiswa satu program studi yang sama atau gabungan beberapa prodi yang disiplin ilmunya saling berkaitan dengan program yang akan dilaksanakan.
Tim KKN kami terdiri atas 10 orang. Waktu itu kami mendapatkan lokasi KKN di Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah.
Sebelum kami melaksanakan program KKN, terlebih dahulu kami melakukan kegiatan survei awal ke lokasi.Â
Di sana kami bertemu dengan Bapa Raja dan melakukan wawancara untuk mendapatkan gambaran awal terkait tempat KKN kami.
 Bukan hanya itu, kami juga melakukan wawancara dengan beberapa penduduk di sana agar informasi yang kami dapatkan lebih akurat.
Setelah survei dan observasi awal telah kami lakukan, tahap selanjutnya kami menyusun proposal kegiatan.
 Di dalam proposal tersebut kami merencanakan dan merincikan dengan detail kegiatan apa saja yang akan kami lakukan, biaya kegiatan dan jadwal kegiatan setiap harinya kami buat dengan sedetail mungkin.
Data awal hasil observasi kami menjadi dasar kami menyusun program kerja.
Setidaknya ada dua hal yang kami dapatkan.Â
Pertama, di Negeri Waai pada 2019 pernah terjadi gempa bumi. Bencana tersebut sempat melumpuhkan ekonomi masyarakat hingga membuat masyarakat harus mengungsi ke daerah evakuasi di gunung karena takut terjadinya tsunami.
Mereka mengungsi cukup lama hampir berbulan-bulan lamanya. Ada yang sampai setahun di sana karena rumah mereka juga ada yang rusak akibat gempa. Negeri Waai sendiri berada di pesisir pantai yang sangat rawan terjadi tsunami.
Persoalan kedua terkait pariwisata. Di Negeri Waai terdapat banyak sekali objek wisata, namun masih kurang dalam proses promosi.Â
Dari dua potensi dan masalah ini kemudian kami membuat satu topik besar dalam proses perencanaan program kerja kami, yakni terkait dengan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan upaya peningkatan pariwisata di Negeri Waai.
Untuk kegiatan mitigasi bencana, kami melakukan beberapa program di antaranya:
1. Sosialisasi mitigasi bencana kepada anak usia dini;
2. Pembuatan peta jalur evakuasi bencana Negeri Waai;
3. Pembuatan denah jalur evakuasi bencana untuk dua SD di Negeri Waai;
4. Penanaman Mangrove.
Sedangkan untuk pariwisata, kami menjalankan beberapa program di antaranya:
1. Program personal branding Negeri Wisata Waai lewat kegiatan sosialisasi dan pelatihan digital marketing;
2. Pembuatan peta wisata Negeri Waai;
3. Pembuatan peta potensi.
Selain itu, ada juga satu program penunjang yakni kegiatan pembelajaran bersama Komunitas Kalesang.
Di sana kami berkesempatan mengajarkan cara pengolahan limbah plastik menjadi kerajinan tangan kepada anak-anak yang belajar di komunitas itu.
Singkat cerita, waktu pengabdian pun telah tiba. Kami harus tinggal selama sebulan di sana.
Hari pertama kami di sana, yang kami lakukan adalah berbaur terlebih dahulu dengan masyarakat. Mengikuti kegiatan ibadah, berdiskusi dengan tokoh-tokoh masyarakat di sana dengan tujuan agar masyarakat bisa mengenal kami.Â
Selain itu kami juga menggali potensi lokal masyarakat setempat untuk dapat diimplementasikan didalam program kerja kami. Salah satunya kami berhasil membuat artikel ilmiah terkait kebudaaan adat pernikahan masyarakat setempat.
Setelah itu, kami mulai menyusun strategi untuk melakukan program kerja kami.
Dari hari pertama hingga hari terakhir semua berjalan aman. Program yang kami jalankan 100% tuntas karena memang dari awal kami telah merencanakan dengan matang.
Terkait anggaran sudah kami perhitungkan agar dapat menunjang program kami. Dana dalam proses implementasi program sangat penting.Â
Makanya sebelum turun ke lokasi KKN, kami sempat melakukan kegiatan pencarian dana untuk menambah uang kas. Masyarakat merasa senang dengan program yang kami buat.
Menurut mereka, KKN yang kami lakukan tidak seperti yang biasanya karena masyarakat bisa mendapatkan ilmu baru dan bagaimana caranya bisa melakukan upaya mitigasi bencana dan para pemilik objek wisata di negeri Waai bisa belajar bagimana proses mempromosikan objek wisata mereka.
Oh iya, kami mengambil topik mitigasi bencana dan pariwisata bukan semata-mata karena kondisi di Negeri Waai sangat membutuhkan dua program tersebut.Â
Melainkan kami juga sesuaikan dengan disiplin ilmu kami, yakni Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Jadi, kami tidak asal-asalan mengimplementasikan program tetapi kami lakukan sesuai ilmu yang kami tahu lewat kegiatan KKN yang kami lakukan.
Selain program yang sudah kami implementasikan, ada juga beberapa kajian akademik yang kami hasilkan dan diHAKIkan, yaitu beberapa peta, video dokumentasi dan artikel ilmah.
Hasil karya yang kami buat tersebut diharapkan dapat berguna untuk ilmu pendidikan dan masyarakat yang ingin mempelajarinya.
Setiap kali program kami selesaikan, biasanya kami melakukan wawancara dan survei penilaian dari beberapa orang masyarakat yang mengikuti kegiatan kami.Â
Hasilnya memang masyarakat begitu puas dengan program kerja KKN yang kami buat karena memang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Hasil tersebut kemudian menjadi bahan evaluasi kami untuk kegiatan berikutnya.
Diakhir kegiatan, kami juga melakukan survei tingkat kepuasan dari masyarakat terhadap semua program yang telah kami tuntaskan.
 Hasilnya tetap sama, masyarakat sangat puas. Dalam menjalankan setiap program tidak lupa kami membagi penanggung jawab kepada masing-masing anggota agar pekerjaan tidak dibebani kepada satu orang saja.
Selain itu, anggota KKN kami dibagi ke dalam beberapa devisi seperti dokumentasi, kesekretariatan, perlengkapan dan bendahara. Tidak lupa ada satu orang yang kami tunjuk sebagai ketua tim.
Faktor Keberhasilan KKN
Dari pengalaman KKN kami, bisa saya simpulkan beberapa hal yang menjadi faktor keberhasilan yakni:
1. Kerja sama tim;
2. Program kerja yang tepat sasaran;
3. Program yang sesuai dengan  disiplin ilmu;
4. Perencanaan yang matang;
5. Dana yang mencukupi.
Paling terpenting dari kegiatan KKN adalah kita harus mampu membantu masyarakat dengan mengimplementasikan ilmu kita.Â
Jangan asal-asalan buat program yang tidak sesuai dengan apa yang kalian ketahui. Dalam setiap program yang kalian lakukan ada baiknya selalu berinteraksi dengan masyarakat. Jangan lupa menyapa masyarakat setiap kali bertemu selama kalian berada di lokasi KKN.
Membangun hubungan baik dengan masyarakat itu penting. Junjung selalu adat istiadat setempat. Jaga tutur kata dan perilaku itu sangat penting.
 Buatlah kegiatan KKN kalian berkesan di hati masyarakat. Bukan hanya soal seberapa bagusnya program kerja, akan tetapi bagaimana kalian mampu memahami kondisi masyarakat sekitar dan tetap menjaga hubungan baik dengan mereka.Â
Bukan hanya saat KKN, tetapi sampai kalian selesai KKN hubungan tersebut harus terus dijaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H