Selesai belajar menggulung benang, dia kemudian belajar desain kain dengan menggunakan salah satu alat yang namanya papindangan. Dalam proses desain, harus benar-benar punya ide dan kreativitas agar dapat membuat satu kain terlihat cantik dengan kombinasi benang dan warna yang berbeda-beda. Setelah belajar semua tahapan itu, barulah dia masuk ke tahap belajar tenun.
Kain Tenun dengan Pewarna Alami
Kain tenun yang dia buat merupakan kain tenun ikat, di mana motif-motif yang ada pada kain itu menggunakan teknik ikat yang membentuk pola-pola cantik.
Selain itu, kain tenun yang dia buat kebanyakan merupakan tenun yang dikembangkan dengan warna alam. Di mana pewarna kainnya didapatkan dari beberapa tumbuhan yang dijadikan warna untuk benang.
Salah satu contoh kain yang dia buat dengan warna alami, yakni pada gambar di atas. Untuk motifnya itu, warnanya diambil dari kulit manggrove yang sudah tua kemudian untuk warna hijau pada kain tersebut berasal dari campuran warna daun ketapang dengan daun biru indigo.
Untuk warna kuningnya, ia dapat dari daun ketapang juga, sedangkan untuk warna coklat keorange-orange dia gunakan pewarna yang diambil dari kayu siripopar.
Dijual Hingga Luar Negeri
Dalam proses pembuatan kain tenun yang dia buat biasanya memakan waktu satu minggu untuk satu lembar kain itu sudah termasuk proses dari ikat motif sampai menenun.
Proses pemasaran kain yang dia buat biasanya dia promosikan lewat media sosial Instagram @tenunTanimbar.mawar, kemudian dinas-dinas dan juga ada yang pesan dari luar negeri.
"Kalau jual biasanya di Instagram, di dinas-dinas yang ada di Kota Ambon, sama kemarin baru dikirim ke Belanda", ujar Lusi saat dikonfirmasi via WhatsApp (13/02/2023).
Apa itu Kain Tenun Ikat Tanimbar?
Kain tenun ikat Tanimbar sendiri merupakan salah satu jenis kain tradisional Indonesia yang berasal dari Kepulauan Tanimbar, Maluku. Kain ini dibuat dengan prinsip yang sederhana, yakni menggabungkan benang secara memanjang dan melintang.
Kain tenun Tanimbar menjadi salah satu ciri khas dari Kepulauan Tanimbar. Selain digunakan untuk membuat berbagai kerajinan, kain tenun juga memiliki nilai yang sakral dalam kebiasaan dan tradisi setempat.
Kain tenun di Tanimbar memiliki fungsi yang lebih dari sekedar menutupi tubuh. Kain ini juga digunakan untuk perayaan adat seperti kematian, pernikahan, atau pelantikan kepala desa. Kain tenun bagi masyarakat Tanimbar dianggap sebagai sesuatu yang bernilai. Awalnya, serat daun lontar digunakan untuk membuat kain ini. Namun sekarang, mereka lebih memilih kapas sebagai bahan dasar untuk membuat kain tenun yang lebih tahan lama (sumber: Kompas.com). Bagaimana menarik bukan? Apakah anda tertarik dengan kain tenun Tanimbar?