"Ora didukung, tak habisi di desaku! Hidup Pak Lurah! Hidup Pak Lurah!" teriak si Kades yang memakai blangkon.
Bukan hanya itu ada  juga gambar lain yang menujukan ancaman para kades saat demo kepada para partai politik. Diamana dalam spanduk yang mereka bawa untuk berdemonstrasi bertuliskan
Kepala Desa Indonesia Bersatu
Prolegnas sekarang Juga 9 Tahun Harga Mati
Partai Tidak Mendukung Habisi
Tulisan ini jelas memberikan ancaman kepada para partai yang tidak mendukung perpanjangan masa jabataan 9 tahun  bagi kepala desa.
Jika kembali kita melihat tanggapan dari Andi Sinulingga sangat masuk akal sebenarnya, ada pihak-pihak terentu yang memberikan modal kepada para kades ini untuk berdemonstrasi. Bukan rahasia umum lagi jika kades kerab kali dijadikan motor pengerak suara untuk meningkatkan suara partai saat pemilu.
Pengharu dan kekuasaan Kepala Desa dalam mempengharui warga maupun melakukan tindakan maipulasi dalam pemilu jelas sering terjadi. Ini kemudian dimanfatkan oleh elit partai tertentu maupun oknum tertetu dalam mengangkat wacana perpanjangan masa jabtan 9 tahun.Tidak menutup kemungkinan jika para kades ini di modali dari pemodal untuk berdemonstrasi terkait masa jabtan kades
Yang kemudian seakan-akan partai pendukung tersebut menjadi pejuang bagi para kades maka dari itu ada semacam balas budi kepada para partai ini untuk harus dimenangkan di desa-desa saat pemilu 2024 menantang.
Lalu yang jadi pertanyaan siapa kemudian sosok dibalik pemodal demo perpanjangan masa jabatan kades?
Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang