Makassar yang melakukan tindakan kriminal dengan cara membunuh korban untuk diambil ginjalnya dengan tujuan dijual. Perilaku ini kemudian menuai berbagai kecaman dari berbagai kalangan.
Aksi nekat dua bocah diTindakan keji mereka tersebut kepada bocah 11 tahun yang menjadi korban lantaran tergiur akan situs jual beli organ. Menurut pihak kepolisian, ke dua pelaku yang masih di bawah umur tersebut tergiur dengan iming-iming harga organ manusia yang terbilang fantastis. Obsesi mereka terhadap konten negatif di internet mengenai jual beli organ manusia, yaitu ginjal membuat mereka berniat melakukan aksi keji tersebut.
Korban yang mereka culik tersebut kemudian dibuang jenazahnya ke kolong jembatan lantaran mereka tidak tahu bagaimana mengambil organ tubuh korban yang diincar tersebut.
Diketahui pelaku ini sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Mereka masing-masing adalah remaja di bawah umur, yakni AD (17) dan FA (14).
Adapun otak dari pembunuhan adalah FA (14) sedangkan AD (17) merupakan otak penculikan. Akibat faktor ekonomi, ke dua remaja tersebut nekat. AD (14) ingin membuktikan jika ia mampu mendapatkan uang. Pelaku ingin menunjukkan kepada orang tuanya ia bisa mencari uang sehingga melakukan hal itu.
Ekonomi keluarga AD (17) dinilai kurang mampu. Ia juga menghabisi nyawa korban di rumahnya sendiri, di Jalan Batu Raya, Makassar. Situasi rumahnya saat itu, sedang sepi. Orang tuanya, di warung.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budi Haryanto mengatakan bahwa ke dua tersangka bukan jaringan penjual organ tubuh. Mereka hanya terjebak dalam situs internet negatif.
"Kasus ini bukan jaringan penjualan organ tubuh. Hanya saja mereka mengonsumsi konten internet negatif," tegasnya.
Jika kita lihat dari kasus ini maka tentu begitu sangat disayangkan, akibat dari pengaruh internet membuat ke dua pelaku melakukan tindakan keji tersebut.
Memang miris jika anak dibiarkan menggunakan internet tanpa adanya edukasi dan pengawasan dari orang tua, maka akan berakibat pada tindakan-tindakan yang tidak bermoral seperti ini.
Kasus perdagangan organ tubuh illegal juga sempat menyeret nama seorang influencer berwarga negara Indonesia bernama Arnold Putra. Dia diketahui merupakan seorang desainer fashion, diduga membeli tangan dan plasenta manusia dari luar negeri, yakni Brasil.Sebelumnya, ia sering memamerkan produk fashion berbahan dasar tulang anak manusia dan kulit hewan.