"Silahkan, Tuan Muda!"
Yeah! Pemandangan yang sungguh kontras, penampilan manusia berotot kawat yang beringas itu membungkuk-bungkuk, cari muka. Cara dia mempersilakan jalan anak lelaki kebule-bulean itulah yang tak sedap dipandang. Uh, dasar mental ABS, penghamba dan penjilat! Kalau dipikir, berapa banyak orang kayak manusia memuakkan ini di negeri ini?! Menjijikkan, tak layak ditiru!
Sementara, anak itu pun berlalu dengan melenggang seperti raja muda dengan senyum angkuhnya, lenguhan dan cara dia mengangkat dagunya itu menjemukan sekali. Apalagi lihat dia mempermainkan tongkat kecil yang dibawanya itu, huh...sungguh menyebalkan.
Aku jadi termangu mengalami kejadian barusan. Mataku silih berganti memperhatikan berlalunya itu orang kasar, tinggi besar berotot...eh penghamba and mental penjilat dan anak angkuh yang berbaju kemeja lengan pendek putih berlapis rompi hitam, celana pendek putih dan sepatunya kayaknya bermerek Reebok yang tak mungkin terbeli olehku. Dari pakaiannya saja dapat kuduga dia pasti anak orang tajir.
Yang tak habis kupikir, apa perbedaan baju yang kukenakan ini sudah lusuh dan usang karena dimakan usia, jadi simbol perbedaan derajat hingga aku tak layak untuk beriring jalan yang sama dengannya? Ternyata untuk mengejar mimpi itu tak mudah, harus menghadapi benturan-benturan, seperti rintangan pertamaku ini. Ke depannya, benturan dan kesulitan apalagi yang harus aku hadapi? Apakah aku harus terjungkal, gara-gara benturan-benturan seperti ini? Ah, sebegitu kecilkah nyaliku?!
Aku harus tetap semangat, bulatkan tekad mengejar mimpi.
"Kau tidak apa-apa, kan?!"
Tiba-tiba lamunanku buyar, ketika seorang anak yang juga sebaya denganku datang menepuk bahuku, menegur dan berusaha menolong dengan membantuku bangkit. Aku langsung tergugah, ternyata masih ada orang yang masih peduli, batinku.
 "Ah, enggak!" gelengku. "Cuma, kepalaku aja sedikit nyeri." Aku pun segera menyambut uluran tangan anak itu dan bangkit berdiri.
"Kau nggak usah heran lihat sikap kasar pengawal Benhart itu," ujarnya, saat kami saling berhadapan.
"Oh Benhart nama anak itu!" gerutuku, sambil menunjuk anak angkuh itu.