.I'm always here whenever you need me, but let's keep the procedure, between a doctor and patients,"
Budi tertunduk, menatap lantai, tak lama kemudian dia beranjak lalu menghampiri dr.Mei.Sepertinya dia ingin memeluk, tapi dokternya mundur sembari menggeleng kepala.
"I'll see you someday,"  Sedikit mangkel, Budi melangkah keluar, berhenti, lalu membalikkan badan memandang lama  dr.Mei.Sinar matahari lembut  menerobos masuk keruang dokter, dan memperlihatkan kedua bola matanya basah ber-kaca2.
"Ayah, ngapain disini hujan2an?Nangis yah?" suara perempuan mengejutkan Budi.Lebih kaget lagi ketika merasa kedinginan dengan  pakaian basah kuyup  melekat di tubuhnya.
"Oh, Nina, kapan datang?Yah, Ayah sampai tidak sadar  kehujanan.Lagi betek soalnya,"
"Kog, gitu sih?" protes putrinya
"Cuaca buruk, dan kesepian, membuat pikiran Ayah kemana-mana,"
"Bisa saya bantu?"
Budi teriam, lalu berkata lirih.
"Kata ini pernah Ayah dengar sepuluh tahun silam.Wanita muda, sebayamu.Dia perhatian sekali ama Ayah.Kami menjalin persahabtan cukup lama.Ayah merasa senang waktu itu.Ada tawa, canda, dan kehangatan.Ayah jarang ngeluh.Tahunya kerja, tidur, lalu kerja lagi,dia selalu ada setiap kali Ayah membutuhkannya,"
"Siapa?Boleh saya tahu?"