"Apa yang telah kalian lakukan?Ciuman?"
"Kata2 manis apa yang telah kau bisikkan ke telinganya?" bentakkuÂ
" Janji apa yang kau tepati?"
Dia  hanya terdiam.Tidak merespon.Mungkin tidak tahu apa yang dia ,mau ucapkan selain menangis sengungukan.Aku kehabisan akal.Habis kesabaran.Imbuhku :
"Sebelum Denny muncul, semuanya baik2 saja.Kamu tidak begini,"
 Kami terdiam.Cukup lama.Lina masih tetap tersisak sambil me-milin2 ujung taplak meja.Akupun masih kalap.Masih tidak mengerti.Akhirnya kuputuskan berlalu dari situ.Pulang dengan kecewa.Persis aku diluar, guntur menggelegar keras sekali dan saat itu juga gerimis berjatuhan menyapu wajahku.Aku tak peduli.Kupacu terus motorku tanpa tujuan hingga subuh datang menyapa.
Di hari ketiga, gerimis masih tetap menghadang.Padahal hari itu aku telah  berniat membereskan urusan cinta segi tiga kami.Tapi gerimis tetap saja membandel, sebaliknya aku tambah nekat.Akhrnya kukenakan jas hujan lalu menerobos hujan lebat.
Tapi tak tahu kenapa, aku berubah pikiran  sewaktu mendekati rumahnya.Dalam hati aku bertanya-tanya:
"Perlukah aku menemuinya?Jelas2 mereka sudah kupergoki berdua bermesrahan.Ngapaian butuh jawaban?Kalau dia pilih Denny, ngapain a ngemis cintanya?Tidak adakah cewek lain?"
Aku termangu sambil menatap pekarangan rumahnya dari jauh.
Pagi itu, aku ngambil keputusan buat melupakannya, lalu balik kerumah menerobos banjir dan angin ribut.