Mohon tunggu...
Hendra Jawanai
Hendra Jawanai Mohon Tunggu... Penulis - Creative Director/Producer/Writer

Energi adalah rahasia gerak serta kehidupan di dalam setiap partikel kecil.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Donald Trump Jadi Tahanan, Senjata Makan Tuan?

6 April 2023   20:03 Diperbarui: 16 April 2023   23:11 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Donald Trump (Image by www_slon_pics from Pixabay)

Mantan Presiden AS, Donald Trump, ditangkap dan ditahan terkait 34 dakwaan kejahatan atas tuduhan memalsukan catatan bisnis untuk menyembunyikan kejahatan lain.

Dakwaan ini adalah kejahatan Kelas E, yang merupakan kategori pelanggaran kejahatan terendah di New York, Amerika Serikat (AS), dengan hukuman penjara maksimal empat tahun per dakwaan.

Trump sendiri mengaku tidak bersalah atas tuduhan tersebut dan masih mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai presiden untuk tahun 2024.

Baca juga:
Menanti Pengesahan RUU Perampasan Aset di Indonesia

Tokoh kontroversial Amerika Serikat

Donald Trump selalu menjadi pusat perhatian dan penuh dengan sensasi dalam segala hal yang ia lakukan. Selama masa jabatannya sebagai Presiden AS, Trump seringkali memicu kontroversi dan kehebohan dengan retorika provokatifnya yang terkenal.

Setiap tindakan atau pernyataannya selalu menjadi sorotan publik dan menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat AS maupun dunia internasional.

Bahkan setelah kalah dalam Pemilihan Presiden AS 2020, Trump masih terus menjadi topik utama di media dan mengundang perhatian banyak orang dengan tindakan-tindakan dan pernyataannya yang mengejutkan.

Baca juga:
Sejumlah Butir Renungan tentang Kurikulum Merdeka

Kontroversi pemilihan Presiden AS

Pemilihan Presiden AS 2020 menjadi salah satu pemilihan presiden yang paling kontroversial dalam sejarah Amerika Serikat. Banyak spekulasi dan dugaan kecurangan muncul dalam proses pemungutan suara, dan pengaruh Donald Trump pada para pendukungnya yang menyerang Capitol pada Januari 2021 semakin memperuncing situasi tersebut.

Hal ini membuat banyak orang mengalami kebingungan dan kekhawatiran mengenai integritas pemilihan presiden tersebut serta implikasi yang mungkin timbul.

Baca juga:
(Review) Film Dokumenter Navalny: Perjuangan Melawan Rezim Otoriter

Spekulasi kecurangan dalam pemilihan

Sebab terjadinya kontroversi dalam Pemilihan Presiden AS 2020 dan peran Donald Trump di dalamnya banyak disebutkan oleh para kritikus dan pengamat politik sebagai akibat dari kampanye yang sengit dan retorika Trump yang provokatif.

Trump juga disalahkan karena menolak untuk mengakui kekalahan dan terus memicu ketegangan di antara para pendukungnya yang percaya bahwa pemilihan tersebut dicurangi.

Selain itu, pandemi COVID-19 dan penggunaan surat suara sebagai metode pemungutan suara juga turut mempengaruhi keterlambatan dalam penghitungan suara dan memicu spekulasi kecurangan yang semakin memperuncing situasi tersebut.

Semua faktor ini menyebabkan terjadinya ketidakpercayaan publik terhadap hasil pemilihan presiden dan memicu tindakan-tindakan yang sangat kontroversial, termasuk serangan Capitol.

Baca juga:
Pameran Kekayaan Rafael Alun Trisambodo oleh KPK

Dampak kontroversi Trump

Kontroversi yang berkaitan dengan Trump ini berdampak besar pada politik dan masyarakat Amerika Serikat.

Kebingungan dan ketidakpercayaan publik terhadap hasil pemilihan presiden menyebabkan terjadinya ketegangan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara ini.

Serangan Capitol pada Januari 2021, yang dilakukan oleh para pendukung Trump, memicu kemarahan dan kecaman dari banyak pihak dan dianggap sebagai tindakan yang sangat merusak demokrasi dan institusi negara.

Selain itu, kontroversi ini juga memicu perdebatan yang panas tentang sistem pemilihan presiden dan perlunya reformasi dalam proses tersebut.

Hal ini memicu perubahan dalam beberapa aspek sistem pemilihan presiden dan perlunya pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah terjadinya ketidakpercayaan publik dan tindakan-tindakan yang merusak negara.

Baca juga:
Rekam Jejak Dito Ariotedjo, Menpora Baru dan Muda

Untuk menyelesaikan kontroversi terkait dengan Pemilihan Presiden AS 2020 dan peran Donald Trump dalamnya, sejumlah langkah telah diambil oleh pihak-pihak yang berwenang.

Setelah serangan Capitol, Donald Trump dijatuhi sanksi oleh Kongres AS yang meliputi pemakzulan oleh DPR dan pemilihan sidang pengadilan oleh Senat untuk menentukan apakah ia bersalah atas dakwaan penyuapan dan penghasutan pemberontakan.

Selain itu, beberapa pihak juga mengusulkan reformasi dalam sistem pemilihan presiden dan perlunya pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah terjadinya kecurangan dan kebingungan publik.

Pemerintahan AS di bawah Biden juga telah menunjuk Komisi Pemilihan Presiden untuk melakukan evaluasi atas sistem pemilihan presiden dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan yang diperlukan.

Meskipun solusi ini belum sepenuhnya bisa menyelesaikan kontroversi terkait Pemilihan Presiden AS 2020, namun setidaknya langkah-langkah ini memberikan harapan bahwa akan ada perubahan dan penyelesaian atas situasi ini.

Ilustrasi protes terhadap Trump (Image by StockSnap from Pixabay)
Ilustrasi protes terhadap Trump (Image by StockSnap from Pixabay)

Sekarang, Donald Trump sedang menuai badai dan menjalani sidang atas 34 dakwaan, yang bahkan dipicu juga oleh hubungan rahasianya dengan seorang aktris film porno yang akhirnya terkuak.

Sejauh ini, tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada masa depan karier dan kehidupan pribadi Donald Trump. Namun yang pasti, perjalanan hidup dan karier Trump selalu penuh dengan sensasi dan kontroversi.

Adapun pelajaran yang bisa kita ambil dari persidangan ini adalah pentingnya integritas dan kejujuran dalam dunia bisnis dan politik. Memalsukan catatan atau dokumen bisnis bisa berdampak pada kejahatan lainnya dan merugikan orang lain. (*)

Referensi:

~ H.J.H.J.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun