Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Studi Kasus PPG Analisis Validitas Kasuistik

24 September 2024   21:23 Diperbarui: 24 September 2024   21:25 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memberi ruang bagi terciptanya komunikasi inter-personal sebagai ruang edukatif. Pada beberapa kasus, peserta didik yang memiliki latar belakang budaya (minoritas) tidak mendapatkan akses pembelajaran dengan baik.

Inisiasinya tak lain dengan menerapkan pendekatan culturally responsive teaching secara aktif. Menggunakan komunikasi dialogis-budaya melalui bahasa daerah peserta didik sebagai sarana pemantik minat belajar.

Keempat

Memperkenalkan realitas multikutural kepada seluruh peserta didik, sebagai ruang edukasi anti-bullying dan transformasi pengetahuan. Dalam hal ini tentunya adalah pengetahuan budaya ataupun berbahasa daerah, dengan gaya kekinian.

Pendekatan kekinian ini bisa dicontohkan melalui aksi keseharian pendidik yang dapat didokumentasikan sebagai media pembelajaran. Misal, ketika healing ke suatu tempat, record sebagai pengalaman bermakna yang dapat disosialisasikan sebagai media kontekstual.

Kelima

Suasana pembelajaran bermakna inilah yang kemudian menjadi ruang inspirasi bagi peserta didik. Namun, tetap fokus pada materi pembelajaran yang terkonsep dengan baik.

Maka, analisis kasuistik dapat kita dapatkan sesuai dengan realitas yang tampak di lingkungan pembelajaran. Tanpa harus menarasikan secara imajiner tanpa analisis fakta dan data.

Pengalaman Bermakna

Seperti ketika (penulis) menjalankan sekolah darurat bagi anak-anak penyintas gempa di Cianjur. Dimana para pendidik (relawan) harus mempelajari bahasa komunikatif (sunda) sebagai media dialog inter-personal dengan anak-anak.

Termasuk memahami budaya setempat, yang jadi modal utama melakukan pembelajaran yang menyenangkan. Dengan tetap fokus kepada kebutuhan peserta didik, walau harus belajar di tenda-tenda pengungsian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun