Seiring kebijakan negara-negara pendukung okupasi Israel di tanah Palestina. Warga Australia justru memihak kepada hak-hak bangsa Palestina untuk lepas dari penjajahan. Khususnya dari partai buruh, yang memiliki ikatan historis gerakan anti kolonialisme.
Serupa dengan peristiwa dukungan para buruh pelabuhan Australia kepada Indonesia di masa lalu. Pun demikian dengan apa yang terjadi kemarin. Para masyarakat pro Palestina menghadang kapal-kapal besar dengan menggunakan jet ski di lepas pantai Sidney.
Kurang lebih selama sepekan ini, berbagai massa aliansi anti okupasi Israel memang telah melakukan berbagai aksi demonstrasi. Hal serupa yang dilakukan masyarakat Australia, selama beberapa hari sebelum meletusnya peristiwa Black Armada.
Catatan A.H. Nasution perihal peristiwa tersebut diabadikan dalam berbagai tajuk respon internasional bagi kemerdekaan Indonesia. Pun kiranya demikian dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Dukungan masyarakat internasional masih menjadi topik utama.
Bahkan Paddy Gibson dari Serikat Buruh Australia memberi himbauan kepada para buruh pelabuhan dunia untuk turut melakukan aksi serupa. "Kita akan melawan mereka (Israel) dari setiap pelabuhan dunia", ujarnya.
Dalam hal ini tentu ada kesamaan peristiwa walau menunjukkan skala waktu yang berbeda. Kehadiran rasa kemanusiaan masyarakat dunia, tentu tidak dapat dipandang sebelah mata. Pada prinsip dasar kemanusiaan dan hak asai manusia.
Kita tentu dapat memahami, bagaimana reaksi kemanusiaan lebih tinggi daripada persoalan sentimen politik atau agama. Kesadaran sebagai manusia saja kiranya sudah cukup untuk melegitimasi keberpihakan kita pada nasib bangsa-bangsa terjajah.
Puluhan ribu korban jiwa yang berjatuhan di Palestina, tentu cukup bagi kita untuk mengetuk nurani dari setiap manusia. Semoga mencerahkan, salam damai, dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H