Bangsa Indonesia mengenang peristiwa Black Armada sebagai sebuah respon internasional terhadap upaya pendudukan Belanda di Indonesia. Tepatnya pada tanggal 25 September 1945 silam, kala ribuan pekerja pelabuhan di Brisbane, Australia, melakukan aksi protes terhadap kapal-kapal Belanda di perairan Australia.
Kapal-kapal berbendera hitam asal Belanda yang mengangkut logistik, dilarang bersandar di pelabuhan untuk memasok suplay bagi tentara Belanda di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan masyarakat Australia bagi kemerdekaan Indonesia.
Bukan sekedar melakukan blokade, kapal-kapal Belanda yang datang di sekitar pantai Australia juga dihadang oleh para nelayan disana. Walau secara politik, Australia merupakan negara pendukung Belanda di Indonesia selama Perang Dunia 2 berlangsung.
Seperti yang diungkap oleh A.H. Nasution dalam "Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid 2", pada bulan-bulan September 1945. Pihak Sekutu tengah berupaya mengambil alih kembali Indonesia untuk diserahkan kepada Belanda.
Dimana rencana tersebut dilakukan Belanda di Australia. Lantaran Pemerintahan (Pelarian) Belanda telah dibentuk di Australia sejak Jerman menginvasi negara tersebut di Eropa. Namun, upaya politik Belanda di Australia mendapatkan kecaman masyarakat disana.
A.H. Nasution pun menjelaskan, bahwa pemogokan-pemogokan besar terjadi oleh para buruh pelabuhan Australia pada 28 September 1945. Para buruh pelabuhan secara keras mencegah masuknya pasukan NICA beserta kelengkapan perangnya ke Indonesia.
Bahkan diantara pasukan NICA asal Indonesia, sempat terjadi perlawanan terhadap Belanda. Khususnya dari lingkungan tentara KNIL, yang memiliki koneksi dengan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Walau dengan cepat dapat ditumpas kembali oleh Belanda.
Peristiwa Black Armada atau September Hitam pun segera mengemuka di masyarakat internasional. Dukungan serupa pun muncul di berbagai negara lain demi kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa Black Armada Terulang Kembali
Beberapa hari lalu, warga Australia kembali melakukan penghadangan bagi kapal-kapal kargo berbendera asing di pelabuhan Port Botany, Sidney. Tak lain adalah kapal-kapal kargo dari Israel, yang datang untuk mengambil pasokan militer dari Australia.