Poin penting dari peristiwa ini dapat dikatakan ada dua hal, yakni kemenangan pasukan amphibi melawan kapal patroli yang jauh lebih canggih peralatan tempurnya. Kedua adalah aksi menduduki Bali melalui jalur laut atau yang dikenal dengan strategi amphibi, ini juga pertama kali dilakukan, dan dapat dinyatakan berhasil.
Seketika front Bali dengan abstraksi peristiwa Puputan Margarana terbayang dikemudian hari. Bersama para pasukan Ciung Wanara, tentara laut Republik Indonesia, atau kini marinir, yang akrab dengan istilah pasukan "Hantu Laut", mengadakan gempuran kepada Belanda di Bali.
Next, mengenai eksistensi pasukan Ciung Wanara tentu akan lebih menarik bila dibahas secara terpisah dari artikel ini. Kisah mengenai perjuangan pasukan "Hantu Laut" di Selat Bali ini tentu akan lebih menarik bila kita dapat menyelaminya lebih dalam melalui berbagai pendekatan yang literatif. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H