Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Emmy Saelan Perawat dan Pejuang di Garis Depan

11 Juli 2021   04:00 Diperbarui: 11 Juli 2021   04:07 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kombatan Sekaligus Pemimpin PMI Gerilya

Kemampuannya dalam bidang keperawatan dan kelihaiannya ketika bertempur, membuat Emmy dipercaya sebagai pemimpin Laskar Wanita Makassar sekaligus mengepalai barisan Palang Merah di medan pertempuran. Selama bergerilya, ia memiliki beberapa nama samaran, seperti Basse dan Daeng Kebo.

Pada setiap pertempuran di sekitar Makassar, Harimau Indonesia memiliki peranan sentral tatkala para pejuang Indonesia memasuki fase-fase kritis suatu pertempuran. Keberhasilannya dalam melakukan serangan balik terhadap Belanda, menimbulkan kerugian yang tidak sedikit pada barisan lawan.

Suatu waktu Wolter Monginsidi memakai atribut Belanda bersama beberapa pasukan pejuang untuk masuk ke markas Belanda. Sebuah aksi militan yang membuat jatuhnya banyak korban dari pihak Belanda, ditambah dengan fasilitas-fasilitas militer yang turut serta rusak dan diledakkan.

Strategi gerilya dengan metode hit and run juga tidak bisa dianggap remeh. Sesekali menyerang dan kemudian mengundurkan diri, membuat Belanda kerepotan ketika melancarkan Agrsi Militernya di Makassar.

Emmy adalah kombatan yang tidak kenal takut dalam setiap pertempuran. Ia tidak kalah tangguh dengan para pejuang laki-laki lainnya. Siapapun pejuang yang terluka, langsung dengan sigap ia tangani agar tidak sampai menjadi korban ataupun tertangkap.

Akhir Perjuangan Sang Perawat di Medan Pertempuran

Belanda yang sudah kerepotan menghadapi Harimau Indonesia, lantas mendatangkan satuan tempur khusus yang dikomandani oleh Westerling. Depot Speciale Tropen (DST) ini adalah kesatuan yang kelak bertanggungjawab atas terjadinya pembantaian 40 ribuan rakyat Makassar.

Pada 23 Januari 1947, kampung Kasi-Kasi yang dijadikan sebagai markas gerilyanya secara tiba-tiba digempur oleh Belanda. Kesatuan DST menjadi pionir tatkala menyerang kelompok Emmy dan pejuang lainnya yang tengah bertahan pada sebuah lokasi perlindungan. Ia terpisah oleh satuan pasukan Monginsidi.

Dalam pengepungan yang dilakukan oleh Belanda, seluruh pejuang yang melindungi Emmy gugur ketika berupaya untuk mundur. Meninggalkan Emmy seorang diri yang kemudian langsung dikepung oleh puluhan pasukan Belanda.

Pada detik-detik terakhirnya ia sempat menarik seorang rekannya yang terluka cukup parah untuk sekedar menutupi luka-lukanya dengan tangan. Jiwa seorang perawatnya tidak hilang walau sudah terkepung dengan todongan senjata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun