Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sisi Lain Festival Rujak Uleg Surabaya 2023: Kekecewaan di Balik Kemeriahan

8 Mei 2023   18:00 Diperbarui: 8 Mei 2023   18:04 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase tangkap layar Instagram Love Suroboyo

Bolehlah itu sebagai branding biar lebih banyak wisatawan yang bisa hadir. Kunjungan ke sebuah kota akan menambah devisa. Meningkatkan roda perekonomian.

Namun kalau ekspetasi yang muncul kemudian dari dokumentasi yang tersaji itu, berbanding terbalik dengan realita lapangan, maka itu juga bisa  menjadi bumerang. Ternyata jauh tak seperti yang dibayangkan semula.

"Beruntung tak jadi mengajak teman-teman dari luar kota. Wah, bisa malu saya," seperti ungkapan warganet di kolom komentar.

Kolase tangkap layar Instagram Love Suroboyo
Kolase tangkap layar Instagram Love Suroboyo
Kerjasama Baik

Saya memahami kekecewaan warga umum yang tak bisa masuk ke area inti pada saat kegiatan resmi tengah berlangsung. Konon, baru jam 9 malam, mereka baru diperbolehkan bebas masuk ke area yang tadinya steril itu. Tapi kebanyakan, ya sudah pada kehilangan mood. Atau sudah pulang duluan. Tak jadi lanjut sampai tuntas acara.

Memang sih, pembatasan itu perlu dilakukan. Tidak bisa tidak. Sudah lumrah ini dilakukan, Sebab tanpa itu jadinya malah semrawut. Peserta ruang geraknya jadi tambah terbatas. Padahal aksi gaya mereka juga termasuk salah satu penilaian lomba yang berhadiah uang pembinaan ini.

Kalau semua pengunjung tertib dan bisa diatur sih sebenarnya ya bisa. Tapi dalam situasi seperti itu tidak ada jaminan. Petugas akan kewalahan. Apalagi jika ada yang bandel dan mbeling. Bisa membuat rusak tatanan.

Demikianpun kalau pengunjung juga pengin nimbrung, ikut merasakan olahan rujak uleg peserta, bisa kebagian kok.  Asal tertib, sabar, dan tidak berebutan.

Nah, kalau pesertanya kreatif, di antara mereka sudah ada yang menyediakan stok bumbu setengah jadi. Maka, tinggal meracik bahan-bahan pendukungnya, bisa lebih cepat dibagikan dan tandas.

Tanpa punya kesadaran bersama bahwa ini acara publik, bahan-bahan rujak yang berada di meja tadi bisa ludes lebih dulu. Malah tambah panjang kan urusannya...

Artinya, memang perlu pemahaman bersama yang lebih baik. Peserta bisa nyaman, masyarakat umum bisa menyaksikan dengan baik. Petugas tenang. Pekerja media juga senang. Sama-sama bisa menikmati acara yang sama. Dengan kapasitas dan kepentingannya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun