*** Â
Salah satu nama yang barangkali bisa menjadi inspirasi adalah Nelson Mandela. Ia dikenal sebagai tokoh dunia dengan perilakunya yang terkenal dengan paham "forgive but don't forget!". Â Maafkan tapi jangan lupakan!.
Tokoh karismatik dari Afrika Selatan ini sudah kenyang dalam kehidupan di penjara. Selama 27 tahun ia mendekam di sana. Dibebaskan tahun 1990 saat usianya sudah senja, 72 tahun.
Mandela memelopori rekonsiliasi bangsanya dengan cara 'mengampuni' lawan-lawan politiknya. Sebagai presiden terpilih kemudian, ia jusstru menunjuk F.W. de Klerk sebagai wakil presidennya. Klerk adalah presiden yang digantikannya, presiden berkulit putih di era terakhir politik apartheid di Afrika Selatan.
"Mengampuni bukan berarti melupakan," terang Mandela. Hal itu untuk mengingatkan, ada masa lalu yang gelap dan pahit. Sekarang, perlu belajar kembali agar jangan sampai peristiwa yang sama itu terulang kembali.
Memulihkan Relasi
Pengalaman hidup, entah itu baik atau buruk; suka atau duka; gembira atau sedih; kesemuanya akan terekam dalam memori alias ingatan sepanjang hayat. Memaafkan, mengampuni, tidaklah sama seperti orang menghapus file-file sampah  yang ada dalam hard disk komputer atau memori hape. Tinggal di-delete, dihapus, beres dan selesai. Kosong dan lega lagi memori yang sebelumnya penuh dengan sampah itu.
Bagaimana melihat relasi antara dua orang/pihak/kelompok yang sebelumnya berseteru telah mengalami pemulihan? Tak terlalu sulit sebenarnya. Tengok saja, apakah hubungan antara keduanya dapat terbangun/terbina lagi tanpa ada gangguan yang berarti. Jika masih ada, rekonsiliasi hanya terjadi di atas kertas atau semanis ucapan belaka.
***
Menarik untuk mencermati renungan Waisak 2022 yang disusun oleh tim Mimbar Agama Buddha dari Kementerian Agama (Kemenag) RI. Secara umum dalam konteks kebangsaan juga menyoroti soal kemajemukan yang ada di dalamnya. Etnis dan agama yang berbeda memiliki dua dimensi kontras sebagai perekat atau sumber pemecah belah.
Kemajemukan ibarat taman sari. Beraneka ragam bunga ada di dalamnya. Memperindah sehingga tidak membosankan.