Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyaliban Yesus dan Narasi Sejarah yang Menyertainya

18 April 2022   18:00 Diperbarui: 18 April 2022   18:05 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain tokoh sekuler, dalam tulisan kerabian Yahudi, peristiwa besar penyaliban Yesus juga dicatat di sana. Talmud Babilonia (70-200 M) menuliskan demikian (versi bahasa Inggris). "It has been taught: On the eve of passover they hanged Yeshu . . . they hanged him on the passover." 

Terjemahannya adalah, "Pada malam paskah (Yahudi), mereka menggantung Yeshu ... mereka menggantungnya pada hari paskah."

Kata "Yeshu" jelas mengacu pada nama Yesus. Sedangkan kata "hanged" bisa jadi sebutan lain dari penyaliban.

 

Perlukah Membela Membabi Buta?

Kisah penyaliban Yesus memang menjadi titik fokus telaah yang krusial dan tak pernah selesai. Penganut ideologi tertentu sejak abad pertama hingga masa sekarang masih ada saja yang meragukan peristiwa penyaliban Yesus.

Berdasarkan historisnya, ini dimulai dari munculnya sekte (bidat/sempalan/aliran yang keluar dari jalur utama) Gnostik yang hidup di abad I-II. Mereka berpandangan, Yesus yang sejati adalah Yesus yang rohani, sorgawi. 

Maka dikembangkanlah teori yang menyatakan bahwa yang disalib itu bukanlah Yesus yang sebenarnya. Hanya orang lain yang serupa dengan wajah-Nya. Anggaplah sebagai kembarannya.

Kelompok Gnostik bukannya mau menyatakan Yesus secara historis tidak mati disalibkan. Justru sebaliknya, karena Dia benar-benar mati disalibkan, maka perlu orang lain sebagai "peran pengganti"-nya. Yesus yang disembah adalah Yesus sorgawi, yang tak bisa mati disalibkan begitu saja.

Mengurutkan cerita seperti ini tentu saja akan memperkaya wawasan dan pemahaman. Sebab dalam dialog teologis sekalipun, jika sudah masuk pada ranah privat "keyakinan", pasti tak akan pernah bisa ketemu. Namanya saja "yakin", soal benar atau salah terhadap data dan fakta sejarah, itu urusan belakangan.

Paskah yang Menghidupkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun