2. Publius Cornelius Tacitus (56-117 M)
Dia adalah senator dan sejarawan besar bangsa Roma. Termasyhur berkat dua karyanya sejarahnya, Histories dan Annales.
Dalam Annales itu, ia menulis, "Kristus menderita dan telah dihukum mati dalam masa pemerintahan Tiberius, di tangan seorang prokurator (diterjemahkan penguasa wilayah, jaksa) kita, Pontius Pilatus..."
Walaupun tidak secara eksplisit menyebut hukuman mati itu seperti apa, namun rujukan yang paling tepat, tentu mengarah pada salib. Sebab pada konteks masa itu, penyaliban menjadi bentuk hukuman yang legal.
3. Mara Bar-Serapion (70-160 M)
Dia adalah seorang filsuf Syria (Suriah, kini). Meskipun yang ditulisnya merupakan surat yang ditujukan pada putranya, bukan karya panjang. Namun inti kisah yang disampaikannya sama.
Seperti diketahui, di atas salib Yesus, oleh otoritas Roma di Yudea, di sana dipakukan sebuah tulisan. INRI, singkatan dari Isus Nazarnus Rx Idaerum. Artinya, Yesus (orang) Nasaret Raja (orang) Yahudi. Sebuah olok-olok belaka sebenarnya atas bangsa Yahudi.
Maka sang filsuf ini pun menuliskannya demikian dalam suratnya. "Keuntungan apa yang diperoleh orang Yahudi dengan menghukum mati Raja mereka yang bijaksana? Sejak waktu itulah kerajaan mereka dilenyapkan. .... Sang Raja tidak mati sia-sia. Ia terus hidup dalam pengajaran yang telah diberikan-Nya."
4. Arrianus Phlegon (80-140 M)
Dia adalah sejarahwan Yunani. Salah satu bagian dari karya yang dibuatnya, dituliskan juga soal peristiwa penyaliban ini.
"Dan gerhana matahari yang terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Yesus tampaknya disalibkan, juga gempa bumi hebat yang kemudian terjadi...."