Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tahu Tempe Hilang dari Pasaran, Apa Sebabnya?

27 Februari 2022   17:15 Diperbarui: 27 Februari 2022   17:21 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Produktivitas di AS bisa lebih tinggi lantaran tanaman kedelai bisa mendapatkan penyinaran matahari sampai sekitar 16 jam. Sementara, di Indonesia hanya mampu berkisar 12 jam sehari.

3. Petani enggan menanam kedelai

Faktor lainnya yang menjadi persoalan adalah para petani kita setelah bertanam padi, mereka lebih memilih untuk bertanam jagung daripada kedelai. Mengapa begitu? Sebab hasilnya lebih menguntungkan secara nominal.

Kedua tanaman ini sebenarnya sama-sama bisa tumbuh tanpa ketersediaan air yang tinggi. Jagung dan kedelai sama-sama membutuhkan cahaya matahari yang banyak dalam proses pertumbuhannya.

Namun dalam hal perawatan, OPT pada tanaman jagung tidaklah sebesar kedelai. Jagung dibiarkan begitu saja masih bisa tumbuh, walaupun tidak optimal.

Perlakuan pada tanaman kedelai tidak bisa seperti itu. Kedelai membutuhkan ekstra perawatan. Sebab OPT-nya jauh lebih banyak dan lebih bervariasi.

Petani membutuhkan intervensi dalam hal pengadaan bibit, pupuk, obat, dan juga penjualan pasca panen. Hal ini yang seringkali menjadi momok petani sehingga enggan dan beralih pada tanaman lain yang dirasa lebih menguntungkan hasilnya.

Menanam kedelai banyak ruginya. Tidak sebanding antara biaya pemasukan dan pengeluaran. Ambil contoh harga benih kedelai 9 ribu/kg. Tetapi ketika ada panen raya, harga jual kedelai anjlok menjadi 6-7 ribu/kg.

Apes tenan....

 

Populer tapi Tak Populis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun